Sudahkah Kamu Jadi Kekasih Idaman?


Kekasih Impian #10DaysKF
Aku masih belum bisa membuat perumpamaan untuk menganti satu kata 'Kekasih' dengan selarik kalimat. Lebih mudah menjabarkan rindu dibanding kekasih. Apalagi ditambah idaman atau impian; kekasih impian/ kekasih idaman.

Bukan tidak punya bayangan. Tentu saja punya. Hanya saja jika boleh dibilang, warnanya terlalu ambsurd tidak jelas, sekalinya ada titik terang justru malah menyala terlalu ngejreng yang bisa berakibat melukai pandangan.
(Ngomong apa sih ini tadi?)

Siang tadi aku main games yang tebak kata. Ada kotak kotak huruf acak banyak macem papan catur. Lalu ada tulisan berbunyi; tiga kata yang pertama kami temukan adalah ciri pria kekasihmu.
Kontan hal ini membuat ngakak. Setelah nyoba, tiga kata yang aku temukan adalah; BIJAKSANA, HUMORIS, MAPAN.

well, otakku langsung kepikiran sama satu kakak tamvan yang lengkap punya tiga ciri tersebut. Ya meski aku tahu itu hanya permainan yang tidak penting tapi tetap aja aku terhibur.

Lalu apakah benar bahwa bijaksana, humoris, mapan adalah ciri kekasih idaman yang selama ini aku nantikan? Bisa jadi sih, iya. But lebih dari itu sebenarnya masih banyak juga kriteria yang mau tidak mau sudah aku patokan. Semacam minimal harus beginilah begitulah, sampai sampai kudibilang serakah sama Kakak Stebby.

Jadi balik lagi ke pertanyaan; bagaimana kekasih idaman kamu?
Aduh aku jadi susah lagi merangkai katanya. Kubuat simpel aja deh.

Aku mau jawab tapi bukan jawaban yang umum, misal harus seiman seagama, setia, sayang keluarga atau harus diridhoi keluarga. Anggap saja yang ini mutlak nggak usah dimasukkan ke dalam daftar. Oh iya sampai lupa, MATAN dan LAKILAKI TULEN juga nggak usah kubahas ya, soalnya ini sudah harus wajib begitu. Iya kalik masak bukan lakik.

Jadi gini, setahun lalu atau tepatnya hampir sepanjang tahun 2016 itu aku sedang dalam tahap embuh, anggap aja itu sebuah fase diatas galau. Tentang kekasih ya tentang perpisahan dan kencan yang abu abu.
Seorang #priaberkacamata sempat bilang; cintailah orang yang bisa mencintai dirinya sendiri.
Well, untuk mencerna kalimat ini aku harus mengeluarkan energi dan perasaan lho. Sampai akhirnya aku paham maksud sesungguhnya. Dan aku sepakat bahwa kekasihku memang harus punya sifat ini.

Dalam sebuah perjalanan di tahun 2016 aku kembali bertemu dengan seorang pria iya pria tamvan yang pernah aku temui diakhir 2014. Sayangnya di awal pertemuan dulu aku sangat cuek dan baru sadar kalau pria ini menggoda adalah di awal 2016 tepatnya usai aku merayakan ulangtahun yang ke duwa puluh tetot.

Pria ini punya pandangan hidup jauh ke depan. Energik. Punya pemikiran dan pergaulan luwas. Pekerja keras (sama persis dengan priaberkacamata tadi). Humorisnya bikin ngakak sekaligus mikir dan pada akhirnya bikin manggut-manggut, pokoknya intinya aku klik sama obrolan dan guyonan dia. Yang menarik dari dia banyak banget, aku bingung menjabarkannya; dan yang menonjol adalah bahwa pendapat dia selalu diiringi dengan argumen yang okey.
Misal dia menolak sesuatu dia jelaskan alasannya. Begitu pun pas dia menerima sesuatu dia akan kasih tahu kenapa mau terima dan apa yang akan ia perbuat selanjutnya.

Yang jelas dia lebih dari luwar biasa karena punya motivasi dan bisa memotivasi. Itu kelebihan dia yang lain dibanding kelebihan yang lain lain. Iya aku harus katakan dia punya wajah yang aduh gila gak cuma aku yang memuji tapi banyak cewek lain. Untuk suara, senyum, gerak tubuh, tinggi badan sampai bahu (bahu ini penting) pokoknya yang berbau fisik, dia cocok jadi tokoh pangeran di novel Cinderella. So, bayangin sendiri macem gimana wanginya.

Jadi sudah berapa kriteria tadi aku sebutkan? Baru duwa ya.
Nah sampai lupa, masih dari si kakak tamvan ini, aku sangat sangat mengimpikan seorang kekasih yang tidak ada sangkut pautnya dengan rokok dan temen temennya, (yeih anggap saja itulah).

Yang pasti sih namanya impian pastilah yang terbaiklah, terokeylah, tersegalanyalah.

Yang nggak boleh ketinggalan juga haruslah baik dan pinter, bonus tampan. Harusnya ini aku pindahin diatas tadi biar gak usah dibahas, tapi ini ngetik pakai hape malas cut.

Banyak sih pria yang sudah aku temuin sepanjang #perjalananMini menjelajah ke sana kesini. Tapi kurang adil juga kalau aku harus berkesimpulan; kekasihku haruslah berambut seperti ini bermuka seperti itu sekaya dia segini segitu, macem pritilan kebaikan dari jutaan manusia menjadi satu karakter. Agak mustahil meski mungkin ada walau tidak yakin sempurna.

Kalau Riri bilang bule. Aku sih manut aja mau bule internasional atau malah warga lokal suku di pelosok Indonesia, aku gak keberatan. Ya asal tadi itulah ngerti ini itu.
Kalau dapat kekasih yang sayang anak anak ini jadi nilai tambah dan nilai sayang. Aku suka pria yang punya kelembutan macem Molto. Bayangin pria berbahu kokoh ngegendong Dedek bayi dan itu kepala dedeknya senderan di bahu. Oh sweet banget, kan. *Biarin lah jadi macem halusinasi tinimbang update blog*

Aku nggak suka pria galak. Catat; galak. Gak suka juga pria yang suka omong kasar. Main kasar (duh harusnya ini masuk diatas tadi sesuatu yang wajib). Gak suka juga sama calon kekasih yang tidak mau berusaha (dalam segala bidang). Aku masih selalu memuji mereka yang pekerja keras dan selalu maju untuk cita-citanya. So, pria yang punya cita cita mulia wajib diburu dan dipertahankan. *Macem burung aja*

Kalau ditanya tentang usia, aku masih belum bisa yakin. Mau seumuran, mau lebih tuwa atau muda asal gak kebangetan jauhnya, its okey, tak ada masalahnya. Apalagi kalau doi doyan banget yang namanya perjalanan, entah ke gunung pantai, tempat sepi mau pun ramai, aku sangat senang menemani. Pria berbudaya dan beradab juga sangat sangat penting untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Tidak peduli zodiaknya apa. *Eh omongin primbon*

Tapi bad boy metroseksual juga boleh tuh digandeng. Digandeng. Entah aku masih aja punya kesan hangat pada seorang pria antagonis cakep yang bikin lumer. Iya galak tapi galaknya itu ngegemesin. Mungkin karena yang digalakin orang lain dan orang yang digalakin itu curhat ke aku jadinya aku mbulet di situ aja.

Well, pokoknya kekasih Idolaku itu sebagian sifatnya sudah aku masukin dalam karakter novel novel aku. Tinggal gabungin aja tuh tokoh dari novel Le Mannequin, Stand By Me dan Pameran Patah Hati.

Itulah dia yang ku harapkan namun entah mengharapkan ku atau tidak.


tertanda,
Gadis Anggun yang selalu berdoa untuk kebahagian kamu dan aku

2 Response to "Sudahkah Kamu Jadi Kekasih Idaman?"

  1. Ternyata kekasih idaman itu enggak pernah muluk-muluk ya.. hehehe.
    Salam kenal, mbak.

    Setuju tuh dengan yang galak ngegemesin. Semacam manis yang dibungkus dengan duri begitu. Hehehe

    Salam, mbak :)

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers