Tentang Luka dan Penawar Mujarab

Ayat-Ayat Cinta 2

Jika saatnya bicara maka harus bicara, tidak boleh diam saja. Jika diam melihat yang tidak benar itu disebut setan bisu. (Hal: 568)

Secara pribadi saya terkejut mengetahui "Ayat-Ayat Cinta" ternyata ada lanjutannya. 
Kala seorang kawan posting cover novel "Ayat-Ayat Cinta 2", saya langsung tanya, "ini seriusan?"
Hal pertama yang terlintas adalah pesona Fahri, Bayangan lelaki tampan dengan sejuta karisma dan kebaikan yang melekati dirinya.
Kalau ada lanjutannya, akan seperti apa kisahnya?

Jujur saya memang tidak langsung mencari novel Kang Abik ini, karena menurut saya aktivitas membaca butuh kesiapan khusus. Saya baru benar-benar kebelet baca mana kala kawan yang hendak menikah berkisah sedikit tentang isi novel setebal vi+698 halaman ini.
Baiklah akhirnya saya meniatkan diri untuk membacanya dan akhirnya untuk sekian kali berhasil memegang maha karya dari novelis no. 1 Indonesia.

Adalah novel Ayat-Ayat Cinta 2 yang konon lahir dengan perjuangan panjang, mungkin sepanjang riset juga pengerjaannya. Apa pun, terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih pada beliau Kang Abik yang secara tidak langsung membiarkan saya berdzikir dengan membaca petikan ayat suci, memahami beberapa hadist dan juga petikan pemikiran dari para ulama dunia yang disisipkan dalam novel ini.
Bagi saya, ini adalah salah satu poin plus dari banyak poin plus yang saya dapat.

Masih seperti di Ayat-Ayat Cinta sebelumnya, novel ini fokus menceritakan perjuangan dan kehidupan Fahri Abdullah, orang Indonesia yang sukses di luar negeri dengan perjuangan yang tidak mudah. Tidak heran jika di dunia nyata banyak orang terinspirasi dengan sosok Fahri.
Masih ingat bagaimana Fahri dulu sekolah di Mesir dengan segala problematikanya?
Nah untuk kali ini, Kang Abik tidak lagi membawa jalan-jalan ke Mesir melainkan ke Eropa tepatnya di Britania Raya, Skotlandia dan London.

Di halaman pertama saya dibuat meleleh dengan penyebutan dan diskripsi Skotlandia tempat di mana Fahri sudah bukan lagi mahasiswa seperti dulu, melainkan disebutkan bahwa dia sekarang sukses menjadi seorang dosen sekaligus pengusaha.
Satu lagi poin yang saya dapat; sekolah tinggi, cari ilmu sebanyak-banyaknya lalu bagikan dan jangan lupa untuk menjadi kaya agar bisa sejahtera dan berinfaq.

Diceritakan Fahri mengajar di The University of Edinburgh. Ia tinggal di Kompleks Stoneyhill Grove dengan bertetangga hanya segelintir orang dan itu pun punya masalah yang mau tidak mau melibatkan Fahri.
Ada tetangga yang seorang non muslim yang sering meneror dia, ada juga nenek tua yang hidup sendirian dan perlu perhatian, lantas ada gadis yang sering pesta dan mabuk-mabukan. Meski begitu Fahri bahagia tinggal di rumah tersebut karena dalam rumah itu banyak kenangan.

Salah satu tetangga Fahri adalah kakak adik Keira Jason. Dua remaja ini punya dendam kesumat kepada Fahri. Itu disebabkan Fahri adalah seorang muslim sementara kedua remaja itu menganggap bahwa muslim adalah teroris yang suka meledakkan bom. Sering berjalannya waktu kebaikan selalu membawakan dampak positif. Jason tahu siapa Fahri dan bagaimana baiknya dia. Jason punya pemikiran lain tentang muslim, ia kini lebih terbuka dan bijak. 
Berkat bantuan dari Fahri, Jason berhasil meraih cita-citanya menjadi pemain bola dunia. 
Dan secara diam-diam sebenarnya Fahri jugalah yang menghantarkan Keira menjadi artis biola top di Britania Raya. Sayangnya Keira tidak mengetahui hal ini sampai pada saatnya nanti kejutan itu tiba.

Di novel ini diceritakan kalau Fahri kehilangan istri tercintanya, Aisha. Cukup lama Fahri tidak bertemu dan mengetahui kabar dari Aisha. Konon Aisha pergi ke daerah Palestina dan tidak tahu bagaimana nasibnya. Saya terharu pada bagian ini, bagaimana sebuah kepastian sangatlah penting untuk melanjutkan yang tersisa.
Fahri pribadi yang tangguh bisa melewati cobaan ini. Dan Aisha, entah mengapa saya kok merinding melihat kegigihan perempuan ini. Diceritakan kalau dia hendak ke Palestina untuk mengetahui kondisi muslim di sana sekaligus riset novel dan membantu sesama muslim. 
Aisha, kalau saja kau tetap di samping Fahri *ah, ini skenario saya yang buat bukan Kang Abik*

Karena tidak ada kejelasan nasib tentang Aisha, keluarga mencoba ikhlas. Pada suatu waktu masing-masing keluarga memberi saran agar Fahri segera menikah lagi. Mereka menyarankan itu semata-mata karena tidak ingin melihat Fahri terus sedih dan dirundung rindu pada istrinya. Lebih-lebih keluarga sudah punya calon yang pas, Hulya yang tak lain adalah sepupu Aisha sendiri.
Karakter dan kebaikan Hulya sebanding dengan Aisha. Namun sayang, Fahri bukanlah lelaki yang semudah itu untuk berkata; baiklah aku akan menikah lagi.

Memetik buah jangan tergesa-gesa jika ingin hasil terbaik. Petiklah buah itu dipuncak kematangan. (Hal: 598)

Seiring berjalannya waktu dan juga kegigihan berbagai pihak akhirnya Fahri mantap untuk menikah dengan Hulya. Pesta digelar dengan mewah. Banyak tamu diundang diacara pernikahan Fahri yang ke-3. Yeah, tiga kali menikah. Pertama bareng Aisha, lalu Maria dan Hulya.

Ternyata hidup bersama Hulya tidak serta merta membuat Fahri bahagia. Ia bahkan justru merasa bersalah pada Aisha. Fahri memang sudah mencintai Hulya namun ia belum bisa untuk memberi nafkah batin sebagai lelaki sesungguhnya.
Hulya pun merasa sedih dengan kondisi ini.
Di sini saya dapat satu pelajaran lagi; berumah tangga itu sesuatu yang tidak mudah, harus bisa menegakkan kewajiban dan tanggung jawab secara lahir batin.
@miniGeKa

Ada satu poin lagi di mana saat Hulya menahan diri untuk tidak menceritakan keadaan rumah tangganya kepada orang lain. Ia mengajarkan pada saya bahwa dalam Islam, aib rumah tangga tidak layak tersebar di luar karena bisa menimbulkan fitnah.

Carilah seribu cara untuk menyelesaikan persoalan rumah tanggamu dengan suamimu! cari sejuta alasan untuk tetap setia pada suamimu, selama suamimu taat kepada Allah! (hal. 602)

Secara pribadi saya pernah ngobrol bareng Kang Abik–ya meski hanya obrolan singkat yang mungkin sudah beliau lupakan, saya jadi menebak-nebak apa yang ingin beliau sampaikan dalam novelnya kali ini.

Secara sederhana saya bisa menyimpulkan bahwa Kang Abik ingin pembaca memahami tentang;
  1. Kehidupan rumah tangga
  2. Arti sebuah keihlasan, pengorbanan dan kerinduaan
  3. Mengubah cara pandang orang-orang yang sudah kemakan prinsip bahwa muslim adalah teror
  4. Mengajarkan bahwa ada sebuah obat untuk menyembuhkan luka.
  5. Lain lain
  6. Lain lain
  7. Lain lain
  8. Dst...

Ada banyak tentu saja. Dan itu tergantung siapa pembacanya. Mungkin poin yang saya dapat berbeda dengan poin yang teman peroleh.

Sayangnya, ya sayangnya, saya tidak tahu ini kurang ketelitian atau memang lelah, saya beberapa menemukan salah ejaan. Salah penempatan titik koma. Juga keberadaan footer yang sebenarnya tidak perlu atau beberapa kalimat pemborosan. Bagi saya ini sedikit menganggu mengingat novel ini tebal yang mana saya bisa lelah sendiri jika membaca hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dicantumkan namun dipampang nyata. Hany itu saja.

Selebihnya saya suka adegan-adegan dalam novel ini.
Sempat terjadi obrolan santai antara saya dan teman-teman.
“Bacalah, buat bekal nanti pas nikah.”
“Kenapa?”
“Kamu akan menemukan banyak kata beribadah yang dalam tanda kutip berarti adegan ranjang.”
“Hulya dan Fahri beribadah di alam terbuka, dalam tenda camping di bawah bulan. Pasti ngiri.”

Lalu ada lagi....
“Menurutku ceritanya nggak logis deh, masak Aisha hilang?”
“Baca dulu deh. Menurutku logis-logis saja sih, wong Aisha hilang di Palestin. Kan tahu sendiri seperti apa keadaan di sana.”

Maka yang penasaran, mari baca, biar saya punya teman baper.
Yang punya duplikat Fahri Abdullah, tolong kontak saya ;)

Judul: Ayat-Ayat Cinta 2
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Editor : Syahruddin El-Fikri
Penerbit : Republika Penerbit
Terbit : cetakan VI, Desember 2015
Tebal : vi + 698
ISBN : 978-602-0822-15-0


8 Response to "Tentang Luka dan Penawar Mujarab"

  1. Kereen! Semoga menang!

    Huaaa sudah terbit to novel lanjutannya? Wah kapan saya punya waktu full membaca nya ya? Hmm

    Tulisanmu membuat kita ingin membaca buku novel Ayat-ayat Cinta.

    dicek lagi ya min, ada typo sedikit tuh :)

    Hidayatun Mahmudah says:

    Mantab Mba Mini ulasannya, meski sepertinya banyak bapernya :)
    tapi saya jadi tahu (sedikit) gambaran novel Ayat-ayat Cinta #2 ini...
    Bekal kita untuk berlayar dengan kapal rumah tangga, ya Mba Mini :) (y)
    Sukses selalu....

    Waduh. Bekal buat dipoligami? Wkwkwk..

    Mantap ini mbak MiniGK atas reiewnya. Benar benar membuka mata hati setiap pembaca yang hanyut akan buaian novelnya. Moral Valuenya mengena banget. Novel yang patut menjadi acuan untuk dibaca dan diaplikasikan nih mbak.


    Semoga menang mbak MiniGK.

    Review yang mantap dan menyentuh. Sukses mbak mini.

    Wah, mantep resensine.. :D

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers