Desa Bahasa Borobudur

Selamat Datang di Desa Bahasa Borobudur
#kataMini kalau memang kesempatan itu datang dan minta kita untuk menggandengnya, lalu kenapa kita sok-sokan ingin melepasnya? Bukankah itu berarti sama dengan kesia-siaan?


“Borobudur, kan, nggak deket. Jam berapa kamu berangkat dari Gunungkidul?” tanya seorang kawan di suatu masa ketika saya pamitan hendak piknik-cerdas ke sekitaran Borobudur.

“Lagian bukannya Minggu kemarin kamu baru saja dari sana? Minggu sebelumnya juga gitu. Rasa-rasanya kok benar kalau kamu dijuluki ‘ibuk-ibuk paling selo se Jogja’.” 

Saya hanya tersenyum menanggapi komentar tersebut. Dipikiran sudah tersusun skenario perjalanan yang akan saya tempuh. Sejak diumumkan daftar blogger yang terpilih untuk mengikuti “English Revolution For Blogger” acara jalan-jalan dan belajar Bahasa Inggris gratis ke Desa Bahasa Ngargogondo bareng penerbit Indonesia Tera, saya sudah menyusun rencana.

Karena titik kumpul berada di kantor Indonesia Tera, Jalan Wora Wari Baciro, kurang lebih sekitar satu setengah jam dari rumah saya, sementara peserta harus hadir pukul 7.30 pagi, maka saya berangkat sekitar jam 6 pagi dari Gunungkidul. *mungkin saya adalah peserta terjauh, abaikan Mas Jarwadi karena beliau bukan peserta tapi panitia*

Dingin, memang, tapi bayangan tentang Desa Bahasa Ngargogondo dengan pemandangan alamnya yang begitu wow dan obrolan berbahasa Inggris cas-cis-cus mampu melumerkan butiran-butiran embun yang mengecupi kulit.

Karena belum pernah ke kantor Indonesia Tera, saya berangkat dengan berbekal peta yang dikirim lewat email juga dua kali bertanya pada penduduk Baciro.

“Oh, lurus saja Mbak, yang ada bunga-bunganya,” begitu kata mereka yang saya tanya. Ada dua orang yang saya tanya, dan jawaban mereka serupa. Maka saya yakin saya tidak tersesat.
Jalan Pacar, baru saya temukan di depan kantor Indonseia Tera, habis ini saya akan nyari Jalan Mertua

Tapi entah sampai detik ini saya tidak mudeng di mana itu bunga-bunga. Atau apa maksud bunga-bunga di sini. Bisa jadi itu bunga beneran atau bisa jadi nama jalan yang memakai nama bunga. Ah, entahlah, yang jelas saya justru menemukan Jalan Pacar di depan kantor Indonesia Tera.

Singkatnya setelah menemukan kantor Indonesia Tera dan kawan blogger yang lain, kami dikumpulkan di ruang belakang. Panitia memberi kami seragam (kaos “Thank Good I’m Blogger”, snack dan buku “How to Master Vocabulary for Daily Conversation” karya Mr. Hani Sutrisno sang pendiri Desa Bahasa, terbitan Indonesia Tera.

Usai pembekalan singkat dan doa bersama—saya suka bagian ini, segala sesuatu harus diniati dan diawali doa—rombongan diboyong dengan mobil (sewaan) ke Desa Bahasa Ngargogondo, tujuan utama, tempat untuk sejenak memberi kesempatan pada kami menjalani peran sebagai turis. Kalau turis luar negeri diajari Bahasa Indonesia maka saya dan kawan-kawan diajari Bahasa Inggris, tentu saja oleh ahlinya. Kami turis KW.
Abaikan jomblo jomblo haus kamera di kursi belakang.
Btw itu Sutopo apa Sutoro? Atau GusMul?

Desa Bahasa Borobudur. Apaan sih?
Jika kamu adalah seseorang yang mempunyai pertanyaan demikian, maka ada baiknya simak catatan singkat yang saya salin dari hasil piknik-cerdas kemarin.

Jadi, jika kita berjalan (berkendara, mabur atau berenang) kurang lebih tiga kilometer ke arah tenggara dari Borobudur, maka akan berjumpa dengan Dusun Parakan, tempat sebuah bangunan didirikan oleh Mr. Hani Sutrisno khusus difungsikan untuk belajar Bahasa Inggris sejak tahun 1998.
Tahun 2007 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meresmikan daerah itu sebagai daerah Desa Bahasa. Sayangnya, karena kurang dana operasional, kegiatan belajar mengajar di Desa Bahasa sempat pingsan untuk waktu yang lama. Lima tahun. Hingga akhirnya Mr. Hani Sutrisno kembali membangunkannya lagi dengan ruh dan tampilan yang lebih memukau dari sebelumnya.
Mr. Hani owner Desa Bahasa and Mr. TP from Indonesia Tera
Kemarin, 19 Desember 2015 adalah kunjungan pertama saya ke Desa Bahasa tersebut. Saya terharu pada penyambutan para pengasuh Desa Bahasa tersebut. Dan saya tidak bisa menolak untuk jatuh cinta pada suasana tempat yang, wow, begitu sejuk dan memukau. Rasa-rasanya memang tempat itu sangat cocok untuk belajar.

Sedikit info yang saya dapat, Desa Bahasa (tempat saya dan kawan blogger dijamu dan diajarkan teknik Bahasa Inggris ala anak TK yang mudah dihafal dan dipraktikan) berada tepat di bawah pengunungan Menoreh. Pantas saja kalau nuansanya kental dengan aroma kayu, sejuk dan hangat ala pedesaan.
Semakin sejuk setelah Mr. Hani selaku tuan rumah memperkenalkan personil yang selama ini berdiri digarda terdepan Desa Bahasa. Barisan pemuda tampan yang tadi menyambut saya dan kawan-kawan dengan alunan angklung, itulah mereka. Mereka yang dengan senang dan selalu bersemangat memberi pelatihan dan games kepada para peserta yang hadir di Desa Bahasa.
Mr. Miftahur, Miss Mini GK, Mr. Ahmad etc
Beberapa sumber daya alam yang berbeda di Desa Ngargogondo ini antara lain :
1)      Wisata alam Watu Dandang
2)      Wisata alam Watu Puteh (kerajaan Kera) sangehnya Magelang
3)      Kerajinan kerombong dari bambu
4)      Pembuatan makanan dari ketela (slondok, emping, rengginan)
Sumber daya alam tersebut belum sepenuhnya dimaksimalkan dalam program Eduwisata. Namun pada musim-musim tertentu beberapa hasil alam di desa ini dimanfaatkan untuk menjamu wisatawan, seperti : Buah-buahan (rambutan, pepaya), Kacang tanah, Jagung dan Ketela.

Dari obrolan singkat saya tahu kalau Desa Bahasa telah memiliki fasilitas yang cukup baik untuk kegiatan belajar. Mereka telah memiliki setidaknya lima ruang kelas, ruang kerja, lobby dan homestay. Yang mana untuk homestay ini bekerjasama dengan masyarakat sekitar.
We are from@bloggerjogja
Saya dan rombongan berkesempatan untuk diajak tour ke semua lokasi. Cukup menyenangkan dan membuat ketagihan sebab sepanjang jalan diajarkan Bahasa Inggris ringan dengan gubahan lagu-lagu dan gerakan. Sesekali dengan gerakan ala anak-anak senam. Inilah yang membuat materi cepat mudah diserap.

Ketika jam makan siang tiba, semua dibebaskan untuk menikmati hidangan yang disediakan sang Tuan dan Nyonya Rumah. Sambil santap siang, saya mendengarkan cerita Mr. Hani yang ternyata awalnya membuka Desa Bahasa dengan suka rela dan mengajar tanpa minta bayaran. Semua yang ingin belajar, gratis. Bahkan sekarang pun, khusus warga Ngargogondo yang ingin gabung masih diberikan fasilitas gratis sementara bagi orang luar Ngargogondo dikenakan biaya.
Ini wajar dan sah-sah saja sih, toh pada akhirnya kita yang bayar kita juga yang menikmati hasilnya. Namanya juga belajar, wajar dong penuh pengorbanan. Lagian biaya yang disetorkan itu untuk operasional kegiatan belajar agar lancar. Salah satu kegiatannya adalah program Eduwisata, yaitu program pembelajaran bahasa Inggrisyang dipadukan dengan kegiatan wisata di kawasan Borobudur dan sekitarnya. Selain lebih efektif dalam kegiatan belajar, program ini juga mengangkat taraf para pelaku wisata dikalangan menengah kebawah dan menengah keatas.

Paket eduwisata diadakan selama 6 hari, atau terkadang apabila salah satu instansi menginginkan paket kunjungan 1 hari juga dilayani dengan baik. Pada umumnya diadakan 2 kali dalam sebulan yaitu tanggal 10 dan tanggal 20, atau bisa menyesuaikan jadwal yang telah disepakati instansi/tamu dengan pengelola. Berikut rincian program Eduwisata 6 hari Desa Bahasa Ngargogondo Borobudur :
1.      Hari pertama : Eduwisata dengan memberi makan kambing atau sapi dan wisata berkeliling desa, dan melihat pemandangan persawahan, tegalan (perkebunan)
2.      Hari kedua : Wisata kerajinan gerabah di Desa Karanganyar
3.      Hari ketiga : Praktik berbicara bahasa Inggris dengan wisatawan asing di Candi Borobudur
4.      Hari keempat : Menyaksikan sun rise dan outbound
5.      Hari kelima : city tours dengan mengunjungi Candi Pawon, Candi Mendut, Artos Mall, dan sekitarnya
6.      Hari keenam :  rafting di sungai Ello

Selama kegiatan seluruh fasilitas untuk wisatawan seperti : transportasi dari dan ke lokasi wisata, akomodasi, makan 3 kali sehari, pemanduan hingga sertifikat kegiatan belajar sudah menjadi satu paket dan ditanggung oleh Desa Bahasa.

Kebetulan kemarin saya dan kawan-kawan blogger datang hanya untuk sehari, maka kami tidak mendapatkan fasilitas seperti teman-teman yang daftar program eduwisata 6 hari.
Meski begitu saya pribadi memberi jempol pada Mr. Hani dan semua pengajar/ staff Desa Bahasa yang begitu luar biasa. Metode belajar cepat yang mereka ajarkan sangat membantu, terutama bagi saya yang memang NOL BESAR dalam Bahasa Inggris.

“Katanya mau go international, masak Bahasa Inggris saja kagak ketulungan,” canda satu kawan saya yang sering bertanya-tanya tentang perkembangan karier kepenulisan saya.

Ya, ya, ya, sepertinya saya harus datang lagi ke Desa Bahasa. Kembali silaturahim pada keluarga Mr. Hani, juga sekalian mengenal mas-mas ganteng pengajar di sana, eh, maksudnya, sekalian ambil paket belajar agar bisa cas-cis-cus Bahasa Inggris.
Happy and happy
Sebenarnya masih banyak cerita tentang Desa Bahasa dan perjalanan saya menyusuri tanahnya. Namun jika saya sajikan semua, nanti teman pembaca pasti akan tambah ngiler pingin tahu kelanjutannya. 
Jadi, memang lebih baik kalau teman-teman datang sendiri saja ke sana. Ada baiknya sebelum ke sana, simak dulu jadwal mereka karena setahu saya tamu yang ingin datang ke sana sudah tumpah-tumpah.

“Malam nanti sampai Februari, kami akan bekerja full. Semua kelas sudah penuh. Tidak ada kesempatan untuk daftar lagi. Jika ada yang mau ikut kelas, sebaiknya setelah bulan Februari saja. Nanti dibuka lagi,” kurang lebih begitu penjelasan Mr. Hani kepada kami.     

Teman-teman bisa akses website mereka di www.desa-bahasa.com atau datang langsung ke alamat Desa Bahasa Borobudur Parakan Rt. 02/02 Ngargogondo Borobudur Magelang.
Sekalian deh saya kasih kontaknya:
Indosat : 0857 1206 9998
XL : 0878 3429 4749
Simpati : 0812 1573 2245

Semoga yang sedikit ini bisa membantu.
Sudah saatnya belajar pada ahlinya yang sungguhnya. Jangan sungkan ajak saya, iya saya, jika kamu ingin datang ke Desa Bahasa Borobudur. Karena tempat ini ngangenin.
 

7 Response to "Desa Bahasa Borobudur"

  1. I love you. Wis siap dirimu go internasyenel modal i love you. Hehe

    I love you mbak hehe ..
    aku bahasa inggris muk bisa bilang gitu wkwkw..
    #Crazy

    Aya says:

    wah keren, ngalor ngidul terus, travelling terus haha, tahun depan aku ikut ah :P gantian baca juga http://www.coffeeandtea.web.id/2015/12/perayaan-natal-dan-tahun-baru.html

    jarwadi says:

    tiap kali ada gusmul kamu kok semangat sekali mbak, sampai kamu melupakanku, awas kowe

    Keyen. Aku malah belum nulis sampai detik ini. Heheh.
    Sampai jumpa di Desa Bahasa dalam acara Blogger Camp (kalo jadi). Haha.

    Phie says:

    Oh, yes.. I love you, Miss Mini.
    By the way, foto jomblo di jalan Pacar masih kusimpan rapi (dalam hati) *uhukk :))

    Unknown says:

    Kalau turis luar negeri diajari bahasa Indonesia maka saya dan kawan kawan diajari bahasa Inggris, tentu saja oleh ahlinya. Kami turis KW, wkwkwkwwk..........kupasanmu seger mbak. Semoga bisa ketemu someone di jalan Pacar, hahahahaha......Tq

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers