Kopdar Fiksi Menu Horor

...,"kata tiba-tiba sudah terlalu mainstream dalam sebuah tulisan. Kalian harus bisa dong nyari padanan kata lain. Jangan melulu pakai kata tiba-tiba." Kira-kira seperti itulah kalimat yang diucapkan Mbak Ruwi Meita selaku bintang tamu sekaligus pemberi materi dalam acara Kopdar Fiksi #5, yang dilaksanakan kemarin Sabtu 4 Oktober 2014 di Milkbar khawasan Jogja Paradise cafe.

Well, saya sepakat dan mengangguk-angguk setuju dengan yang diutarakan Mbak Ruwi. Sebagai pembaca, saya pun merasakan kejenuhan jika banyak betebaran kata yang itu-itu saja.


Mungkin bagi sebagian orang, masih belum familiar dengan acara Kopdar Fiksi. Baiklah, saya akan bocorkan sedikit sebelum nanti saya bagikan materi yang sempat saya curi dari novelis kece badai, Mbak Ruwi Meita dan Kak Benz Bara.

Benz Bara? Bernard Batubara? Penulis Radio Galau FM yang difilkam itu? Yang nulis Kata Hati juga? Yupz betul. Benar, Anda tidak salah orang.

Jadi, Kopdar Fiski itu semacam acara kumpul-kumpul penulis dan atau calon penulis. Dikomandoi oleh Kak Bara sendiri. Selain sebagai pendiri, Kak Bara juga yang memandu jalannya acara sekaligus memberi materi secara langsung. Acaranya GRATIS. Terbuka untuk siapa aja, asalkan mendaftar sebelumnya. Dan pastikan mendaftar cepat sebab setiap sesi dibatasi hanya diisi 15 peserta saja. Menurut saya ini sangat nyaman. Berasa mendapat kelas privat.

Acara ini sudah beberapa kali diadakan, tidak hanya di Jogja tapi juga di beberapa kota lain. Khusus di Jogja, sudah diadakan sebanyak lima kali. Dan saya, beruntung bisa ikut gabung pada Sabtu kemarin.
*ya meski harus penuh perjuangan. tersebab tanggal itu bertepantan dengan Hari Raya Idul Adha. saya harus berjuang dari Jogjakarta lantai dua (Gunungkidul) sampai di Paradise kafe (Jalan Magelang, tidak jauh dari terminal Jombor). butuh waktu sekitar dua setengah jam lebih karena angkutan yang jarang. iya saya datang dengan naik bus.* abaikan curhatan ini.
Lebih jelasnya buka saja web kopdar fiksi.

Alhamdulilah perjuangan itu membuahkan senyum yang begitu hangat. Saya tidak menyesal bisa datang ke acara. Saya yakin justru menyesal kalau sampai tidak datang. Selain ingin mendapatkan materi, sebetulnya tujuan lain saya adalah ingin bertemu langsung dengan Mbak Ruwi Meita. Sejak membaca bukunya yang berjudul 'Rumah Lebah', saya sudah berkeinginan untuk berjumpa dan syukur-syukur bisa mendapat wejangan langsung. Dimana wejangan dari idola itu selalu mampu jadi bara semangat dalam perjuangan menjadi penulis.

Kopadar Fiksi sudah mengabulkan beberapa keinginan saya. Merci merci merci.

Bagaimana dengan Kak Bara? Well, saya sudah pernah bertemu dengannya beberapa tahun sebelumnya. Tapi saya belum pernah dimentoring oleh beliau. Maka dari itu hati ini melumer ketika akhirnya bisa ngobrol sedikit banyak tentang industri perbukuan bersama beliau, usai acara berlangsung. Ini moment yang selalu saya manfaatkan. Lebih-lebih saat ini Kak Bara sudah menjabat sebagai salah satu editor di penerbit Gagasmedia.

Saya kira pengantarnya cukup sampai sini. Selanjutnya saya akan mengulas dan membagikan kapada kalian, menu yang sudah diberikan Mbak Ruwi Meita dan Kak Bara selama acara berlangsung.

Kopdar Fiksi #5 kali ini bertemakan 'Menulis Novel Horor'
Secara umum, menulis novel genre apa pun tekniknya sama. Menulis, ya, menulis. Mau romance, horor, biografi dll, ya caranya buka laptop dan tuliskan ide-ide yang ada. Mudah. Ya seperti itu.
Tapi, karena saya sudah ikut Kopdar Fiksi, maka saya akan mendektekan ulang apa yang sudah dibagikan oleh Mbak Ruwi.

Jadi, Novel horor itu pasti identik dengan ketakukan dan tragedi.
Menulis novel horor berarti kita menulis tentang kehidupan. Kenapa, sebab kadang hidup yang kita jalani itu mekutkan dan berakhir tragis.
Namun harus diingat horor tidak melulu kuntil anak, pocong, zombie. Yang paling penting adalah ceritanya bisa membangkitkan rasa takut pembaca.

Dalam menulis novel horor, ada beberapa element yang harus dipenuhi. Elemen itu ada 5, yaitu:
1. Ketakutan
2. Suspense
, merupakan ketegangan-ketegangan yang nantinya akan menimbulkan efek kejutan.
3. Surprise, inilah efek kejutan hasil dari olahan suspense.
4. Misteri
5. Teror, hidupkan cerita dengan cara timbulkan adegan-adegan penuh teror.

Setelah mengetahui elemen yang dibutuhkan, berikut tips menulisnya:
1. Temukan ide yang luar biasa.
Seperti yang saya bilang tadi, semua genre mempunyai teknik sama. Pemilihan ide ini sangat penting.
Mbak Ruwi memberi kunci emas untuk mencari ide, yaitu dengan melontarkan sebuah pertanyaan : Apa yang terjadi jika?

2. Buat outline yang matang.
Lagi-lagi outline. Penting diingat bahwa outline bisa dijadikan pondasi agar naskah yang kita tulis tidak melebar kemana-mana.
Saat membuat outline sebaiknya kita sudah ada gambaran plot keseluruhan kisah sampai ending. Jadi semacam membayangkan film dalam pikiran dan menuliskannya dalam kerangka-kerangka.
Penulis yang baik saat memulai menulis kisahnya pasti sudah tahu endingnya mau seperti apa.

3. Temukan monstermu sendiri
Sudah dibilang, horor tidak melulu tentang kuntil anak dan pocong. Perlu diketahui bahwa monster bisa juga berwujud ketakutan manusia paling dasar. Atau biasa disebit phobia.
Jika bisa gambar, alangkah baiknya jika monster itu digambarkan detail dan nanti dibahasakan dalam deskripsi. Hal ini sebenarnya sudah saya praktikkan juga.

4. Tempatkan tokoh selalu dalam situasi sulit.
Tokoh utama dalam novel horor sebaiknya selalu diposisikan pada pilihan yang buruk, sulit, salah langkah dan tidak ada pilihan lain kecuali masuk ke dalam lubang yang mencekam. Hal ini akan membuat pembaca benar-benar ikut masuk ke dalam kesakitan si tokoh.

5. Pilih setting yang mendukung.
Ini sangat jelas.

6. Diskripsi itu menentukan ketegangan.
Kalau saya bilang ini sama halnya dengan 'pengindraan' sebuah metode yang memaksimalkan indra-indra yang kita miliki untuk semakin menguatkan diskripsi.
- indra penglihatan, mendiskripsikan warna. contoh: kulitnya mulus kuning duku.
- Indra peraba, mendiskripsikan sebuah tekstur. contoh: tangan-tangannya kasar seperti amplas
- indra pendengaran, untuk menguatkan suara-suara yang tertulis. contoh: setiap ia melangkah terdengar gemerincing gelang
- Indra penciuman, menggambarkan tentang aroma. contoh: aroma kenanga di ruang itu begitu menusuk.
- indra pengecap, untuk menggambarkan rasa. contoh:kecut, asin, manis

7. show don't tell
berikut contohnya:
tell, 'dia ketakutan setengah mati'
show, 'dia menelan ludah yang terasa pahit di kerongkongan saat gemetaran di tubuhnya semakin menjadi dan deburan jantungnya berdegap kencang.

dalam menulis novel, kita bisa menguatkan jalan cerita dengan cara riset. Riset sendiri ada beberapa macam, antara lain: riset pustaka, ingatan, dan imajinasi.
Riset pustaka bisa didapat dari bahan bacaan, buku, koran, majalan juga internet.
Riset ingatan, bisa digali dengan cara mengingat-ingat rasa takut yang pernah kita dan atau kawan kita rasakan jaman dulu. Kita bisa mendatangi teman yang pernah mengalami kejadian horor. Wawancara. Menggali ketakutan orang lain. Rumah sakit jiwa bisa menjadi alternatif tempat yang pas buat kita datangi dan tanyai.
Riset imajinasi, masukkan imajinasi-imajinasi yang kita bayangkan.

Inilah materi yang berhasil dibawakan Mbak Ruwi selama kurang lebih dua jam. Yang perlu diingat selalu kita harus bisa pintar-pintar mengalihkan perhatian pembaca sehingga mereka akan merasa penasaran. Spoiler, penting dalam menulis horor. Akhiri setiap bab dengan adegan yang menggantung dan hanya bisa dicari jawabannya di bab selanjutnya. Berikan efek gemes kepada pembaca dengan cara memberikan kejutan yang berpenggal. Ketegangan tidak atau jangan dihabiskan diawal. Sisipkan kecil-kecil disetiap bab.


Selesai memberikan materi, kami para peserta langsung diminta untuk praktek menulis. Dua puluh menit waktu yang diberikan untuk membuat beberapa paragraf tulisan horor. Setelah itu dipresentasikan di depan semua hadirin, terakhir dikomentari oleh kak Bara dan Mbak Ruwi langsung. Sesi ini sangat membantu saya untuk mengasah sejauh mana kemampuan 'merangkai kata'.

ini contoh tulisan saya;
Bukan hal mudah bagi Carlo hingga sampai pintu itu. Aroma kenanga yang mencekik, laksana lintah yang diguyurkan paksa ke tubuh. Begitu menyakitkan. Tidak ada harapan lain. Pintu itu adalah satu-satunya jalan untuk melepaskan diri dari belenggu lorong yang terasa tanpa ujung.
Sepanjang mata terjaga, gambaran itu terus ada. Melekat seperti sengaja di lem. Carlo begitu frustasi untuk waktu yang lama. begitu ingin menutup mata, justru hawa yang mendadak berubah gigil. Mencabik. Lagi, tak ada waktu untuk terlelap. Karena menutup mata berarti menyerah. Mengumpankan diri pada teror.
Pintu itu, sekian depa di depan Carlo. Ia hanya butuh satu kali lompatan untuk dapat menggapainya. satu lompatan yang akan membebaskannya.
Tapi tunggu, mendadak Carlo berhenti. Bayangan mengerikan itu tidak lagi mengejarnya. Tapi lebih dari itu, mata Carlo ingin tidak percaya dengan apa yang kini ada di depannya, tepat tergantung di pintu.

So, bagi teman-teman yang kemarin tidak sempet datang ke acara kopdar fiksi, semoga postingan ini dapat membantu. Atau setidaknya dapat memberi gambaran seperti apa materi yang sudah disampaikan.
Pesan terakhir dari Mbak Ruwi sebelum pisah : banyaklah membaca-membaca dan menulislah.

Akhirnya, mari kita menulis, menulis dan menulis.
Terima kasih banyak untuk Milkbar, Kak Bara, Mbak Ruwi Meita dan teman-teman yang hadir di Kopdar Fiksi. Semoga setelah pertemuan kemarin kita akan semakin baik-baik dan baik lagi dalam berkarya.
Saya tunggu karya teman-teman *kencup*

sumber foto: @milkbarID @kopdarfiksi @benzbara_





0 Response to "Kopdar Fiksi Menu Horor"

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers