Jogja Surabaya







Dan Sebulan Kemudian
Oleh : Mieny Angel


Dan waktu pun terus merangkak
Berjalan tiada berhenti, apa lagi kembali
Enggan rasanya
[MA]




Masih teringat sebulan yang lalu aku di mana. Masih teringat sebulan yang lalu apa yang telah kudapat. Masih terngiang kata perkata sebulan yang lalu. Masih terlintas dalam benak rekaman sebulan yang lalu. Masih enggan meninggalkan sebulan yang lalu. Masih berharapkan kepada sebulan yang lalu. Mustahil!!!!

Hay, apa kabar kalian di sana?
Sedang apa kalian di sana?
Masihkah kalian mengingatku?
Kesan apa setelah perjumpaan itu?

Ah, aku tak butuh jawaban itu sekarang tapi jelas aku butuh kalian. Butuh tatapan saying dan kelembutan. Kehangatan berada di sekeliling kalian.
Kini, aku kembali putar film tentang sebulan yang lalu. Tempat, tak perlu aku sebut. Dengan siapa tak perlu aku ucap. Untuk apa, tak perlu aku jawab. Atas dasar apa? Rasa memiliki dan bersama sahabat.

Sebulan yang lalu, kalau boleh aku mengungkap… aku tak yakin mampu mengungkapnya secara gamblang. Sebab, aku biasa menaruhnya dalam memory diriku sendiri. Bukan aku pelit tak mau membagi pada yang lain, aku cuma sedikit tak mau terusik dengan kehadiran komentar dari kalian. Sebab apa, sebab aku pasti yakin kalian akan teriak “aku pun mau sepertimu.”

Separuh pipiku udah pada dilahap di sana.

Lempuyangan – Gubeng
Logawa gerbong 3


Perjalanan berjalan dengan sebagai mana mestinya. Mengantarkan aku kepada kalian. Mengantarkan aku kepada tatapan mata kalian. Mengantarkan aku kepada… ah sudahlah, tak usah aku sebut semuanya.

Narita Hotel, Surabaya

Kalian tahu ini di mana??? Aku gak tahu dan aku tak pernah membayangkannya. Tapi aku sempat bermalam di sana. Dengan siapa?? Tak perlu aku sebut semua juga sudah tahu siapa beliau. Yang menjadikanku “Putri Raja” untuk beberapa hari mungkin sampai detik ini.

Ah never mind, tak perlu banyak kucerita tentang episode ini. Pindah slide berikutnya, saja.

Lamongan, Pesantren….. [ gak tau namanya, mohon dimaklumi ]

Masih tetap dengan personil yang sama walau banyak pengurangan prajurit. Menembus keramaian kota menuju. Melaju dan terus melaju tanpa kenal lelah. Melewati tambang-tambang yang luas dan kalian tau langit senja benar-benar indah [kepada gadis Senja asal Madiun, harusnya kamu ikut ma aku]. Lingkaran jingga penuh tanpa potongan sedikit pun.

Lanjut…. [episode ini Pesantren diisi oleh Umi kita yang baik hati plus putrinya yang cantik juga ganteng, sopan gak yach??? Whateverlah]



Gresik…..

Now tempat ibukku [ngaku-ngaku] masih dengan personil yang sama seperti pas ke Pesantren. Siapa saja?? Ngacung ajah yang merasa satu personil, sadis gak nyebutin KTP.

Nah di sini nich yang banyak oleh-olehnya. Sang Bunda, ibuk baruku udah siapin oleh-oleh yang lumayan buat dibawa pulang ampe Gunungkidul, again.

Gresik-gresik…. Tak banyak jam.. paling Cuma beberapa menit, pake mata merem-merem nyampe sana.. harap maklum, peringatan sang penulis adalah seorang PUTRI TIDUR

Lanjut, next slide
Suramadu, jembatan penghubung yang menyaksikan perjalananku bareng My Sista tercinta terkasih yang tak akan terlupakan. Tentunya bareng driver yang baik hati tidak sombong plus ganteng juga punya selera humor dan bakat nulis yang kuat.

Jepret-jepret. Sekedar mengingatkan saja, beberapa jam di Surabaya banyak juga kamera yang memburu saia. :D

Potre Koening, Madura

Yach, tanggung udah nyampe Surabaya dilempar juga ke Madura. Selama ini makan ya tinggal makan gak usah make nyebrang lautan, tapi tidak untuk hari itu. Sarapan pun harus dan di haruskan menyebrang lautan. Alhasil, sarapan juga dah. Kenyang :D
Sedikit bocoran, makanannya enak-enak porsi jumbo juga plus si empunya bainya minta lagi dah :D

Next….
Next…
Next….


Stasiun Gubeng, hujan

Aku akan merindukan tempat ini
Aku akan usahakan kembali ke tempat ini
Jogja, aku akan pulang untukmu
Membawa oleh-oleh dari saudaramu, Surabaya


Next.. next…
Next…

Wonosari, April 22.2011

Telah sebulan lebih perjumpaan itu
Telah sebulan yang lalu mata ini memandang
Sebulan yang lalu, dan kini
Terasa cepat…
Aku tak tahu, kapan kulitku merasakan udara itu, lagi
Aku masih di sini sampai hari ini
Berharapkan kembali lagi
Dan meneruskan langkah lagi ke tanah yang lain
Lagi.. kapan??
Mungkin nanti atau nanti…
Entahlah…..


Dan pada akhirnya saia ucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga saia di mana pun kalian berada. Tanpa kalian saia bukanlah siapa-siapa.
next next.... to be continued
*****





3 Response to "Jogja Surabaya"

  1. Anonim says:

    lama tak kesini mbak mieny,. Apa Kabarmu ?? Kabar saya sehat mbak hehe.. apakah postingan diatas masuk ke dalam tulisan novelmu mbak ?? tapi yang paling penting saya pengen kesana ^_^

    salam persohiblogan

    Qefy says:

    Ehem-eheeeem Nona yang satu ini pandai mengulas memory yah. Mau atuh saya belajar menulis, hehe. Saya takjub dengan karyamu Nona. Lanjutkan dan jangan lupa kasi kabar kalau ada info hangat tentang tulis menulis yaaa...

    Salam hangat,
    Qefy

    kalau ke surabaya lagi mampir ya mbak..

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers