Merancang Pertemuan Pertama Agar Berkesan

Pernah nggak deg-degan karena mau ketemu seseorang?
Aku pernah. Jika diceritakan rada rada konyol tapi juga mengharukan.
Hari ini adalah hari ke-4 dari #10DaysKF, dan kampretnya tantangan kali ini adalah menceritakan pertemuan pertama dengan seseorang namun tidak perlu menyebut nama orang yang bersangkutan.

Demi apa aku langsung mengumpulkan memori usang beberapa tahun lampau. Tentang pertemuan dengan sebut saja Lelaki Pulau Seberang. (Zaman itu belum kenal pria tamvan atau bahu kokoh, adanya cuma Lelaki Seberang Pulau)


Pernah kenal YM? Yahoo Messenger.
Jika kenal berarti kita seumuran. Jika aktif di sana bisa jadi sebenarnya kita sudah kenal sejak lama.

Nah, begitu pun aku dan Lelaki Seberang Pulau ini, kami memang generasi lawas yang secara sadar dipertemukan lewat YM.
Sungguh mulia jasa YM, sayang kini masa kejayaannya sudah entahlah sampai level mana. YM tumbang begitu pun kisah antar diriku dan si Lelaki Pulau Seberang.

Boleh dibilang sejak 2010 aku mulai mengenal internet. Bermain-main di sana sampai kenalan banyak orang. Ajaibnya sampai hari ini kami sebagian dari kami masih saling komunikasi. Saat itu aku tidak pernah mikir aneh aneh tentang komunikasi lewat internet. Aku orangnya tidak gampang curiga dan lagi seneng berteman.

Janjian ketemuan sering kami sepakati dan ketemu juga. Aku bahkan beberapa kali keluar kota atau sebaiknya teman teman chattingan yang datang ke Jogja.
Hanya duduk ngobrol sambil pesen segelas teh. Waksss.
Semoga diantara mereka tidak ada yang baca postingan ini.

Kepada siapa saja aku santai dan tidak menaruh curiga.
Namun begitu pas disapa akun Lelaki Pulau Seberang mendadak aku gak tenang. Padahal sebenarnya dia kirim pesan pribadi hanya ingin membantuku menyelesaikan masalah. Ya aku memang sempat curhat di grup YM kalau kesusahan mengelola blog.
Dan si Lelaki Pulau Seberang inilah satu-satunya orang yang berkirim pesan pribadi dan berniat membantu.

Jahatnya aku justru menuduh dia yang macam-macam. Aku sempat katakatain dia yang jahat jahat. Namun pada akhirnya aku luluh dan menerima bantuan dia.

Kalau misal hari ini kalian baca blog ini ada tampilan sedikit bagus itu semua karena campur tangan dia. Maka dari itu tidak pernah ada niatan dariku untuk membumi hanguskan blog ini.

Ibarat rantang tanpa isi, maka biar berkesan, aku mulai menaruh percaya pada Lelaki Pulau Seberang ini. Dia pun sepertinya begitu. Dari YM akhirnya kami pindah ke Facebook dan saling tukar nomer ponsel.
Dia adalah lelaki baik. Itu yang ku ketahui dari riwayat facebooknya. Aku sengaja enggak kepo web dia karena dia mengelola banyak web. Dia cari duwit dari sonoh.

Tau-tau dia mengenalkan aku sama temen temennya. Jadilah temen dia adalah temenku, begitu sebaliknya. Padahal kami belum pernah ketemu.

Dia sering berkabar kalau sedang keluar kota atau jalan kemana saja. Baru aku tahu itulah yang dinamakan traveling. Duh ndeso banget aku ini.
Dia juga yang meracuni aku untuk keluar rumah dan melihat dunia yang luas.
Dari Bali (rumah dia bukan Bali tapi pulau lain) ia mengirim poto dirinya. Asli saat itu hapeku Sony Ericson w200i, poto dia pakai kacamata dan berkaos hijau. Manis manis gimana gitu. Itu poto masih ada dan hapeku Matik. Waksss.

Saat di Bali inilah dia berkabar akan keliling Jawa dan mampir ke Jogja untuk menghadiri banyak acara.
Aku antusias untuk menemuinya. Alasannya ingin minta maaf karena sudah pernah berburuk sangka. Alasan yang lain ya bisa ditebak sendirilah apa.

Maka jauh-jauh hari aku sudah mempersiapkan diri, meski tidak sampai beli baju baru dan lipstik.
Persiapan yang aku lakukan tentu saja booking teman untuk mengantar sekaligus nebeng kos.
Yoha saat itu aku belum bisa naik motor, sementara jarak rumah ke kota jauh. Padahal dia janjian mau ketemu di Malioboro.

Aku jujur belum pernah menemui pria asing, malam malam pula.
Aku aja jarang ke kota apalagi malam.
Untung temanku mau jadi ojek sekaligus jadi orang ketiga diantara kami. Misal jika temanku ini gak mau mengantar bisa jadi aku dan Lelaki ini gagal jumpa.

Singkat cerita aku akhirnya bisa menatap si Lelaki Pulau Seberang. Persis sama dengan poto poto yang sering ia kirim. Orangnya juga santai dan punya materi obrolan yang luas.

Dia mengajakku dan temenku, tentu saja, jajan di MD Malioboro. Karena aku dan temenku sudah makan, kami hanya pesen minum sementara dia pilih makan. Malam itu dia yang traktir.

Setelah cukup tenang, aku langsung bilang maaf untuk semua prasangka yang aku buat. Dan dia justru ketawa dan berharap bisa jadi kawan selawasnya.

Usai makan, kami jalan jalan ke gramedia. Semua poto hari itu masih ada, insya Allah.

Itu menjadi malam yang beda dari malam malam ku sebelumnya. Sayang, aku nggak bisa kalau harus pulang terlalu malam. Maka sebelum pisah kami putuskan untuk ketemuan lagi esok hari. Aku menyanggupi, lagian kalau siang lebih enak.

Kami pisah tanpa ada rasa apa pun.

Karena janjian mau jumpa lagi, aku mikir apa yang harus aku bawa dan harus bergaya seperti apa. Asli saat itu aku benar-benar cupu. Aku nggak ngerti gimana jika anak gadis ketemu dengan jejaka. Lepas ada rasa atau tidak, pokoknya nggak ngerti harus gimana.

Dan ternyata saat siang ketemu lagi, aku diajak ke acara kumpul-kumpul dengan teman teman dia yang semuanya blogger. Tempatnya di UPN. Aku masih sangat ingat sebab pas hari itu juga ada WARTAWAN minta WAWANCARA untuk NOVELKU.

Lelaki Pulau Seberang ini mengenalkan aku pada temennya yang sampai hati ini akhirnya jadi temenku juga.
Dia juga ngajak aku untuk sorenya ikut acara mereka namun aku tidak bisa dengan alasan nggak bawa baju ganti lagian belum pamitan.

Setelah acara selesai, aku pamit pulang duluan karena harus ngejar bus ke Gunungkidul. Sayangnya aku salah menghadang bus menuju terminal. Sampai sejam nggak nemu juga dan si Lelaki ini kembali menghampiriku dan mengajak nunggu di halte trans.
Sudah yakin kalau trans itu rutenya muter muter, aku tetap pilih armada itu karena tidak ada yang lain yang bisa mengantarkan ku ke terminal.
Si Lelaki Pulau Seberang ini turun di LPP (tempat ia menginap). Kami pisah di halte.
Ternyata transku masih muter muter hingga sampai terminal sudah sangat gelap dan gak ada bus ke rumah.

Aku nangis. Itu pertama kalinya aku kemalaman dan gak ada tujuan apalagi teman. MENGENASKAN MENYEDIHKAN. Semakin menyedihkan karena batre hapeku habis sementara aku gak bawa carger (sejak itu aku kemana mana selalu nggak lupa bawa carger).

Akhirnya aku naik trans lagi dengan tujuan kos teman di UNY. Besar harapan agar temenku ini bisa menampung ku  sayangnya detik terakhir sebelum hape wafat, temenku berkabar kalau sedang tidak di kos dan tidak bisa menolong.
Ampun deh hidupku saat itu beneran mengenaskan. Coba kalau hari itu aku sudah setangguh sekarang, pasti semua akan mudah teratasi.

Karena tidak ada tujuan jelas aku pasrah saja trans membawaku kemana. Aku sudah gak peduli. Lagian gak paham pula rute jalannya.

Dan,
Tara.....kejutan....
Di halte berikutnya aku ketemu lagi dengan si Lelaki Pulau Seberang yang akan pergi dengan teman temannya.
Dia kaget aku pun gak bisa berkata apa apa.
Dia sudah cakep ganti baju habis mandi dan wangi. Aku masih tetap baju yang tadi dengan wajah makin kusut.
Dia tanya kenapa aku masih di trans dan bukannya pulang.
Aku jawab aja seadanya sejujurnya bahkan sambil menahan tangis. Dia menawari ngajak ikut gabung tapi aku bimbang.
Lalu serta Merta dia keluarkan hape dia yang lain dan diberikan kepadaku.
"Maksudnya?" Aku tanya karena bingung.
Dia tidak banyak bicara, hanya minta hapeku yang kehabisan batre tadi. Membukanya dan memindah kartu perdanaku ke dalam hape dia.
"Pakai hapeku dulu. Sekarang kamu bisa hubungi keluargamu."

Oh My God, mungkin ini yang dirasakan tanah tandus saat tersiram hujan untuk pertama kalinya.
Dia nolongin aku. Dia relakan hapenya untuk aku. Dia juga nemenin sampai aku tenang. Padahal kami baru jumpa darat. Padahal aku jelas jelas pernah menuduh dia jahat.

Kisah yang kocak sebenarnya, sebab seorang pria asing menolong gadis yang tersesat di kota si gadis.
Kalau si gadis tersesat di kota si pria, wajar di pria menolong. Ini dirumah sendiri si gadis tersesat dan malam dibantu orang asing.

Sejak itu aku selalu percaya pada dia. Aku belajar banyak dari waktu ke waktu. Sampai akhirnya aku tahu banyak hal tentang keluarga dia sebab dia cerita. Aku juga tahu kalau AGAMA dia sangat kuat. Dia juga pekerja keras. Punya cita-cita tinggi tanpa mau merepotkan orang lain. Dia rajin kumpul dengan kiai-kiai. Duh semakin aku kenal dia semakin aku susah untuk tidak tertarik.


Sampai detik ini hubungan kami masih sangat sangat baik.
Dia adalah satu satunya orang lain (selain diriku) yang punya password Facebook dan emailku. Mungkin dia lupa, tapi dialah yang pernah menggaruknya password Facebook ku agar aman.
Dan dia pulalah yang membuat akun Twitter ku menjadi @miniGeKa (dulu pakai mieny_angel persis id Yahoo)

Kabar yang aku dengar dari dia, perempuan yang dinikahinya beberapa bulan yang lalu sedang hamil muda buah cinta mereka.
Aku antara bahagia dan sedih.
Bahagia karena dia akhirnya menikah dengan gadis pujaannya (iya dulu sempat dia curhat bahkan sampai kirim poto gadis itu ke aku)
Sedihnya karena aku belum bisa memenuhi janji untuk bisa bertandang ke kampung halaman dia.

0 Response to "Merancang Pertemuan Pertama Agar Berkesan"

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers