Judul : Mahkota Cahaya Untuk Ayah Bunda
Penulis : Fifa Dila
Penyunting : Tofik Pram
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Pertama, Juni 2014
Halaman : viii + 256 halaman
ISBN : 978-602-1306-26-0


.... jika aku meninggal sekarang, bisakah aku menghadiahkan mahkota cahaya untuk orang tuaku kelak?? (hal.7)

Ini merupakan novel yang terbit lewat jalur #NBA Noura Books Academy kerjasama dengan Tim Antitesa

Sebuh novel yang elok adanya untuk disajikan, dinikmati dan dibahas disegala suasana. Agaknya ini novel yang sangat dinanti-nanti oleh banyak orang.

Bahasanya cukup halus, ringan dan mudah dipahami oleh semua. Kehadirannya akan mudah diterima oleh anak-anak, sesuai tujuan awalnya, mungkin.

Mahkota Cahaya untuk Ayah Bunda bertutur tentang kisah seorang anak kecil bernama Hafiz yang tinggal di daerah pelosok jauh dari kota.
Saking pelosoknya tempat tinggal Hafiz, ia bahkan belum pernah sekali pun melihat kota.

Hafiz adalah seorang anak belasan tahun yang tinggal dan diasuh oleh seorang pasangan kakek nenek. Orang tua kandungnya telah meninggal dalam perjalanan dakwah saat ia masih bayi.
Kakek Alimuddin juga seorang guru ngaji, kyai terpandang di daerah tersebut. Agama dan hafalan Al Quran dipegangnya dengan kuat-kuat. Dia mengajarkan hal itu juga pada Hafiz.

Sayangnya, cara mendidik kakek terlihat sangat kolot. Kakek menginginkan Hafiz menjadi seorang penghafal Al Quran. Untuk itu kakek tidak hanya mengajarkan Hafiz ilmu agama, kakek tidak menyekolahkan Hafiz ke sekolah-sekolah umum seperti kebanyakan orang tua menyekolahkan anak-anaknya.

Untuk itu Hafiz merasa kakeknya kurang adil. Hafiz ingin juga sekolah seperti teman-temannya. Tapi kakek terus melarangnya.
Nekad, diam-diam Hafiz mengikuti teman-temannya sekolah. Saat pelajaran berlangsung, Hafiz akan sembunyi sambil ikut mendengarkan guru.

Hingga suatu hari, Kakek sempat hilang beberapa hari di kota dan kembali dengan keadaan sakit. Hafiz cemas. Ia berjanji akan mengikuti kemauan kakek dan tidak bandel lagi.
Kakek senang. Namun kakek sudah terlalu tua dan sakit, hingga akhirnya kakek meninggal.
Hafiz sedih dan terpukul. Meski banyak orang yang simpatik dan mau menolongnya untuk urusan sehari-hari namun Hafiz tetap tidak bisa terhibur.

Hingga akhirnya hadir Pak Jafar, guru sekolah umum dari kota yang kelak akan merubah hari-hari kelam Hafiz. Sekaligus menghantarkan Hafiz ke cita-cita mulianya; meraih Mahkota Cahaya menjadi seorang hafiz yang sesungguhnya.