Resensi Kisah Secangkir Teh


Judul : Kisah Secangkir Teh
Penulis : Softi Tresna
Desaincover, Ilustrasi dan Setting : Amin Singgih
Penerbit : MOZAIK
Cetakan : Pertama, Agustus 2010
ISBN : 9789791518345


Adalah sebuah buku berisikan kumpulan cerpen yang apik dan memukau. Terlebih banyaknya pemilihan setting di daerah Yogyakarta sekitar. Tak luput bahkan di Krakal, Gunungkidul. Sebuah pantai yang tak jauh dari rumah saya. Ini semua membuat saya merasa dekat dan sedikit banyak mengerti secara gambling setting tempat yang diambil penulis.
Dalam buku ini Penulis (Softi Tresna) menuliskan 10 cerpen yang akan membuat pembaca disko dengan konflik yang diusungnya.
Dibuka dengan cerpen ‘Luka Yang Terluka’ menceritakan kegetiran hidup seorang wanita yang baru saja ditinggal suaminya meninggal. Lanjut ke cerpen kedua ‘Pukul 19 Lewat 19 menit’ sebuah cerpen yang akan menguras air mata pembaca. Hanya pembaca yang tak punya hati saja yang tidak hanyut terbawa suasana gempa dalam cerpen ini. Mungkin cerpen ini terinspirasi dari gempa yang melanda Bantul, Jogja bebarapa waktu silam. Cerpen ‘Si Kodok Hijau’ sebuah mobil kodok yang menjadi pusat perhatian dalam cerita. Disusul dengan cerpen ‘Maafkan aku!’, ‘kekasihku oh kekasihku’, ‘Krakal’ ‘Dua Dunia’ yang kesemuanya tentang cinta dan segala macam konflin di dalamnya. Cerita ‘Maria’.
Juga cerita yang berbau fantasy roman ada dalam ‘Dua Dunia’, tembang-tembang Jawa sedikit menyentuh sehingga membuatnya semakin indah. Kisah seorang kucing yang setia dengan majikannya sampai mati tertuang dalam cerpen ‘Coleta’.
Dan cerita diakhiri dengan cerpen berjudul sama dengan bukunya, ‘Kisah Secangkir Teh’ menceritakan seorang pengusaha teh dan segala macam persoalannya. Hingga sampai berebut harta juga anak yang diaku-aku menjadi anak kandung padahal sejatinya bukan. Semuanya hanya demi sebuah kegilaan harta.
Bagi yang doyang cerpen, buku ini layak untuk dimiliki dan tentunya layak banget untuk dijadikan menu, makan malam makan pagi atau pun makan siang.
Terakhir, terimakasih banyak kepada Mas Muhammad Anhar yang telah memberikannya secara Cuma-Cuma kepada saya. Juga terimakasih kepada Mbak Softi Tresna, selaku penulis yang mau menemani saya ngobrol-ngobrol.

3 Response to "Resensi Kisah Secangkir Teh"

  1. kalo di kasih grateees aku pasti mau. #jeder hahaha

    tom says:

    sama kayak dindasaurus mba :D
    kalau free pasti g nolak
    o yaa selamat hari raya idul fitri ya.. mohon maaf lahir dan batin

    Tapi saya lebih mencintai "secangkir kopi pahit".

    catatan yang menggugah

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers