Ibuku Adalah....

Ibuku adalah... Nafas Hidupku
Oleh : Mieny Angel
Mak, letihkah engkau? Tak perlu engkau jawab karena aku tahu engkau akan menjawab, “Tak apalah.”

Mak, sekarang tanggal 22 Desember. Mamak tau gak hari apa itu? Kalau kata orang-orang sih itu hari ibu. Mamak butuh gak hari ibu? “Gak penting”, paling itu jawabanmu ya, Mak. Iya sih Mak gak penting mau tanggal berapa tetap setiap detik itu adalah hari Ibu. Betapa tidak mengingat perjuangan yang telah ibu-ibu berikan untuk anak-anaknya.

Mak, aku mau menulis banyak tentang mamak. Ya aku tahu mamak gak bisa baca. Bukan deng. Bukan gak bisa, mamak bisa kok baca walau dieja lama. Tapi aku bisa Mak, dan mamak tahu siapa yang membuatku bisa menulis membaca? Ya, mamak. Mamak orangnya. Mamak telah peras semua keringat yang mamak miliki untuk anak-anak mamak.

Mak, mereka pada bilang dan membanggakan mamak meraka masing-masing. Mamak gak iri yach ma mereka, aku suka. Kalau mamak iri, aku yang susah. Hehehe, pasalnya akukan orang yang malu mengakui atau berucap “aku sayang mamak.” Bukan gengsi tapi entah rasanya gimana gitu. Yang jelas mamak itu di hatiku. Menguasai seluruh jiwaku. Kalau tak ada mamak maka tak hadir seorang aku.

Mak, aku tak banyak memujimu mak. Maap ya mak, walau aku tahu kau tak minta pujian dariku. Kau ikhlas jadi tumpuanku, aku anakmu yang bandel ini.

Mak, sesekali bolehkan aku mengucap sesuatu. “Mamakku adalah nafas hidupku.”
Berlebihkah aku bilang itu, Mak? Mamak, aku kadang malu memelukmu. Betapa bodohnya aku ya, memeluk saja malu.

Mamakku, setiap nafas dalam hidupku adalah karenamu. Nikmat yang kurasakan, semua karenamu. Mak, tegurlah anakmu ini jika memang salah. Dan dukunglah langkahnya jika itu benar. Ah, kenapa aku minta? Tak mintapun aku tahu mamak akan kasih itu. Mamak, aku tahu mamak gak minta balasan apa-apa dariku. Ah, mamak tahu aja kalau aku memang tak punya apa-apa.

Ya, aku memang tak punya apa-apa untukmu Mak. Kau pun tahu dan kau pun tak menuntut. Tapi ada satu yang tak akan tergantikan sama halnya perjuanganmu. Aku yakin doa yang kulantumpan dari bibir ini yang akan senantiasa menghangatkan engkau, Mak.

Ya Allah, kasihilah selalu orang tuaku, Mamak bapakku. Berikan yang terbaik dan terindah untuk mereka. Hanya pada Engkau aku meminta balas atas semua perjuangan, mereka orang tuaku, mamakku.


Mak, apa lagi yang musti kuungkapkan?
Kalau ku ingat semua tentang mamak namun ingatan mana yang harus ku ungkapkan. Tak cukup waktu dan kata ku ungkap semua perjuangannya. Semua yang beliau berikan tak akan mampu aku membalasnya. Aku sadar anaknya yang belum mampu membahagiakan orang tuaku, terutama mamak ku tercinta. 21 tahun beliau menemani mengasihi dan mengasuhku tanpa pinta balasan apa pun. Betapa tulusnya hati seorang ibu.
Sepenggal kisah lagi kuungkapkan.
"Kamu kalau mau makan bareng mamak saja. Mamak pingin makan bareng sama kamu", pinta mamak tak seperti biasanya mengajakku makan bersama.

Alasan apa yang membuat mamak mengajak makan bersama tak pernah sekali pun aku dan mamak merencanakan untuk makan bersama dan hari ini mamak mengajak ku makan bersama.

Mataku mulai berkaca-kaca mendengar ajakan mamakku tapi kusembunyikan semua dari hadapannya. Aku tidak mau seorang ibu melihatku menangis.

Mamak, sampai kapan pun aku tak akan sanggup membalas semua yang telah engkau beri. Setiap tetes keringat yang kau curahkan hanya untuk aku, anakmu.

Mamak, tak ada kata yang sanggup kuucap
tak ada daya ataupun harta yang dapat menggantikanmu

untuk setiap keringat yang kau tumpahkan
untuk setiap tangis yang kau hujankan
untuk setiap do'a yang kau sembahkan
untuk setiap detik yang kau beri

kau besarkan aku dengan sisa tenaga yang kau punya
sekarang diusiamu yang senja kuingin ada di dekat engkau Mamak

Ya Allah, Engkau Maha Segalanya
Ya Allah Ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tuaku
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangi aku sejak kecil

Bimbinglah hamba untuk selalu berbakti pada beliau yang telah memperjuangkan hidup dan matinya untuk hamba Ya Allah,


Mamak tulisan ini ku persembahkan untuk engkau, walau aku tak tahu apakah engkau sanggup membacanya atau tidak. Mamak, walau aku terlihat sangat angkuh tapi aku tak mau kehilangan engkau lilin hidup ku. Jangan pernah engkau redup mamak ku.

Berikan senyuman termanismu untuk hari-hari anakmu ini.

Wonosai, Desember 22.2010
Anakmu yang selalu merepotkanmu

4 Response to "Ibuku Adalah...."

  1. sibutiz says:

    keren banget ka tulisanya...
    hebat....

    mantap tulisannya.. keep succes :D

    Selamat hari ibu ya :)

    Unknown says:

    Sibutiz... makacih Adekku sayang

    Blogger Ceria.. terimakasih hadirnya

    kelpo... ^_^

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers