Ajakan Makan Bersama "Lomba 1000 Kisah Tentang Ibu"
Pagi yang cerah, alhamdulilah aku masih diberi kesempatan untuk menghirup udara pagi ini. Ku hirup udara yang segar kuat-kuat dan ku hempaskan.
Sesaat kemudian mataku tertuju pada ruangan sempit itu. Dalam ruangan itu yang bernamakan kamar walau tak sepantasnya dianggap sebuah kamar di dalamnya hanya terdapat sebuah rangjang sempit tak ada yang lainya sebagai hiasan untuk layaknya sebuah kamar. Di atas ranjang itu tak seperti biasanya aku melihat sesosok berbaring lemah. Seorang wanita yang sudah tua kira-kira 50 tahunan berbaring dengan mata terpejam berselimut jarik batik.
Wanita itu walau sudah tua terlihat masih cantik dia tak lain adalah Mamak Paimah, Ibu kandung ku. Aku berfikir apa yang terjadi dengan Mamak karena tak biasanya pagi seperti ini Mamak tidur diatas ranjang tuanya. Biasanya Mamak sudah sibuk ngurus pekarangan rumah ku atau malah sudah pergi ke ladang. Tak ada keahlian lain selain bertani. Dan berapa penghasilan seorang tani, itulah kehidupan aku dan mamak ku.
Ku coba mendekat, meraba tangan dan kakinya. Tak ada tanda-tanda kalau sedang sakit. Aku pun membangunkannya.
"Mak, ada apa kok tumben jam segini masih dikamar?" tanyaku sambil duduk di ranjang.
"Badan ku sakit semua, kaki tidak bisa buat jalan", jawabnya singkat.
Ku pijat kaki-kakinya supaya ada sedikit perubahan.
"Diperiksain aja ya Mak", saranku.
"Nggak usah, nggak ada uang", jawab Mamak ku. Jawaban itu hampir setiap saat muncul saat Mamak ku sakit dan ku suruh untuk ke dokter.
Bahkan Mamak ku sering berucap seperti orang yang frustasi,"Gak usah repot-repot, orang sudah tua sebentar lagi juga bakalan mati".
Kata-kata itu asli keluar dari mulut wanita yang telah mengandungku sembilan bulan. Sedih pilu rasanya hatiku jika mendengar kata itu. Hati anak mana yang tak tersentuh oleh kata seorang ibu yang sedemikian? Biasanya kata itu muncul bila mamak ku sedang banyak masalah menghampiri.
Berapa uang yang ku punya saat itu ku berikan pada Mamak ku. Namun Mamak ku tak menggunakannya untuk berobat ke dokter. Mamak biasa hanya berobat di Puskesmas yang lebih murah dengan kartu ASKES.
Tapi pagi ini Mamak harus ke dokter, aku tidak mau Mamak sampai kenapa-kenapa.
"Mak, ke dokter aja. Ke tempat Bu Yadi juga gak apa-apa. Ini ada uang Mak", aku menyarankan Mamak untuk berobat ke Bu yadi, bidan yang biasa juga mengobati pasien seperti dokter dan Mamak paling manjur pergi ke sana.
"Wes ndak usah uangnya buat beli makan saja. Mamak gak masak".
Seperti biasa Mamak menolak uang yang ku berikan. Mamak memintaku untuk membelikan kebutuhan dapur saja. Aku yang biasanya tak pernah ke warung terpaksa ke warung membeli pesenan mamak ku. Mamak hari itu minta dibelikan peyek sama onde-onde. Biasanya yang sering ke warung Mamak ku, karena aku paling tidak suka banyak ditanya ini itu sama orang di warung. Aku lebih memilih masak dari pada ke warung. Namanya juga seorang Ibu, kalau sedang sehat tak pernah menyuruh ku ini itu. Ke warung sendiri masak pun dilakukannya sendiri. Padahal belum lagi mengurusi ladang, profesi sebagai buruh cuci pun kerap Mamak lakukan sewaktu aku masih sekolah.
Terpaksa walau punya Bapak, Mamak yang pokok mencari nafkah. Karena Bapak tak seperti bapak-bapak yang lain. Bapak ku mempunyai banyak kekurangan. Bapak ku bukan orang yang normal dia cacat tangannya tak berfungsi dengan benar. Bahkan bapak ku juga adalah orang tua yang buta huruf. Sedang Mamak lumayan walau tidak lulus SD setidaknya pernah duduk di bangku sekolahan dan sedikit bisa membaca. Dalam urusan hitungan Mamak juga jago, itu sebabnya Mamak juga pernah menjadi pedagang sayuran.
"Mak, ini pesanan mamak onde-onde. Mamak makan dulu ini nanti biar Darmini masakin untuk makan kita semua", sembari tangan ku menyodorkon sebungkus onde-onde.
Ternyata mamak bukanlah orang yang lemah, berbaring di atas ranjang bukanlah kebiasaan mamak. Maka pagi itu juga sewaktu aku meyalakan api tungku mamak menghampiri seakan tak membiarkan ku kerja sendiri.
"Udah Mak, biar Darmini yang masakin", pintaku.
"Ya udah masak saja. Lha kamu itu makan apa?"
"Ini, mamak mau?" tanyaku sembari menunjukkan gery chocolatos di tangan ku. Tadi waktu ke warung aku sempetin jajan.
"Apa ini?" mamak mencoba merasakan gery chocolatos yang ku berikan namun hanya segigit dia kembalikan lagi pada ku.
Mamak ku memang tidak suka jajanan anak-anak jaman sekarang karena mamak bukan tipe orang konsumtif seperti ibu-ibu yang lain. Dan sifat mamak itu menular pada ku yang tidak suka jajan karena sejak kecil tak pernah diajarin jajan. Tapi pagi itu aku jajan gery chocolatos karena coklat ini terasa nikmat dan menggoda lidahku.
Kalau ku ingat semua tentang mamak namun ingatan mana yang harus ku ungkapkan. Tak cukup waktu dan kata ku ungkap semua perjuangannya. Semua yang beliau berikan tak akan mampu aku membalasnya. Aku sadar anaknya yang belum mampu membahagiakan orang tua ku, terutama mamak ku tercinta. 21 tahun beliau menemani mengasihi dan mengasuhku tanpa pinta balasan apa pun. Betapa tulusnya hati seorang ibu, yang saat ini menemaniku untuk menanak nasi.
"Kamu kalau mau makan bareng mamak saja. Mamak pingin makan bareng sama kamu", pinta mamak tak seperti biasanya mengajak ku makan bersama.
Alasan apa yang membuat mamak mengajak makan bersama tak pernah sekali pun aku dan mamak merencanakan untuk makan bersama dan hari ini mamak mengajak ku makan bersama.
Indahnya kebersamaan ku dengan beliau, Ibu ku tercinta. Ku turuti semua keinginannya, semoga itu bisa membantu kesembuhan mamak ku.
Mata ku mulai berkaca-kaca mendengar ajakan mamak ku tapi kusembunyikan semua dari hadapan mamak ku. Aku tidak mau seorang ibu melihatku menangis.
Mamak, sampai kapan pun aku tak akan sanggup membalas semua yang telah engkau beri. Setiap tetes keringat yang kau curahkan hanya untuk aku anak mu. Jikalau engkau meminta anak mu ini untuk menemani mu makan, aku akan lakukan untuk mu mamak.
Mamak, tak ada kata yang sanggup ku ucap
tak ada daya ataupun harta yang dapat menggantikan mu
untuk setiap keringat yang kau tumpahkan
untuk setiap tangis yang kau hujankan
untuk setiap do'a yang kau sembahkan
untuk setiap detik yang kau beri
kau besarkan aku dengan sisa tenaga yang kau punya
sekarang diusia mu yang senja ku ingin ada di dekat engkau Mamak
Ya Allah, Engkau Maha Segalanya
Ya Allah Ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tua ku
Sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangi aku sejak kecil
Bimbinglah hamba untuk selalu berbakti pada beliau yang telah memperjuangkan hidup dan matinya untuk hamba Ya Allah,
Mamak tulisan ini ku persembahkan untuk engkau, walau aku tak tahu apakah engkau sanggup membacanya atau tidak. Mamak, walau Darmini terlihat sangat angkuh tapi aku tak mau kehilangan engkau lilin hidup ku. Jangan pernah engkau redup mamak ku.
Berikan senyuman termanis mu untuk hari-hari anak mu ini.
"1000 Kisah Tentang Ibu" yang tak akan pernah habis untuk diungkapkan, betapa besar jasa seorang Ibu
Wonosari, Sept 05.2010 / 12.07
diikutkan dalam Lomba "1000 Kisah Tentang Ibu"
http://unguband.com/1000kisahtentangibu1.html
http://www.unguband.com/
Persembahan Ungu dan Gery Chocolatos
Mega Dive In...
Mega Koment yang pertama...
asik..3x...
===============
T_T
Kisah yang menyentuh hatiku...
Jarang sekali di zaman seperti ini ada anak yang sesolehah Mieny...
T_T
===============
Aku gak punya bapa...
He he he...
Topiknya Ibu yah, Qo jadi ngomongin Bapa'...
wkwkwkwk...
Oups Maaf...
===============
He he he...
Mega Fly Off...
Kalau mama nya gak mau, biar kasi ke saya saja gary chocolatosnya....
Mega...thanks but dari kemarin Mega Iklan Mie teyus
Pak Guru Asis....mau yach Gery tar dech Mieny beliin low menang nich..hehehe
PUSHTOP ®
Wah ini sebenarnya lomba apaan ya
wah..keren ceritanya..!
apalagi ini nulis sendiri alias no copas!
wah...salut dah..
sukses selalu mbak mieny
wahhh.
ceritanya menyentuh banget.
sukses dah mudah2an lombanya.
Pushtop.....Lomba 1000 Kisah tentang Ibu
Fakta Lompat.....ia Mieny gak suka Copas ni kisah aku sendiri
Denny's....thaks Kawan
hiks... sedih aku membacanya.. wakakakakakak... semangad semoga menang....
jempol..salut.. kagum gua ma u..
sip nice post.
Maul.......jangan sedih tetep semangat thanks
Kang Tegal.......gery salut coklut
Gieterror....makacih ia
hiks...hiks..., mngharukan skli n kreeen abiiiiz!!!
hikz,, T.T ,,, terharu,, cuap ,,,
commet 1zt 4 mi,, hu huuu ,,
mieny otaknya jgn lupa bagi yoooo,,, ckckck
ceren,, cuul,,,
maap aku pake bhaca aneh,, eeuwwww,,,
ttep semangadddd,,,,
gery ,,, ho hooo
Deaz........thanks kawan...
Oiny ReemA.......okek tak apa
makacih semuanya kalian juga keren
wewww.... seepp dehh nihh.. cukup deehh menyentuh... lam kenal ajahh
salam sahabat
semoga sukses ya,nguantuk kie
Mbak Dhana..makacih ia Mbak dah sering mampir baca CoREtaN Mieny
Akhatam.....ia salam kenal balik. Makacih yach bila anda semua senang
Aduh mieny sangat terharu ni .. sampe nangis .. takut btal puasa qu T_T
Mr. Lutfi...jangan nangis ia, ini emang Kisah Mieny kok
cup..cup..ia
Tapi sedih T_T .. kalo inget blog mieny slalu inget kpada yg maha kuasa T_T
Alhamdulilah
Tapi harusnya Setiap Saat Kita Ingat Pada Yang Kuasa pemberi kita Hidup
Ya Sii .. Ubah SiKap Ahh ^_^
Yakinlah Pada Sang Pencipta ia
Wih ... ceritanya menarik sekali .. berbakti pada ibu ....
Kita tidak akan bisa membalas jasa ibu ...
Ceritanya keren :)
Sukses selalu
Syahida....makacih kawan ini tetang Ibu kita
d'Rian....trimakasih Do'anya
APAKAH INI KISAH NYATA?
SEMOGA MENANG DEH....
ITU AJA...
BTW NTU COKELAT GERY SPONSOR LOMBA INI YA?
Anonim....ia ini kisah Aku ma Mamak d'rumah
seperti itu k'adaan kami
Geri Chocolatos ma Ungu Kak
asikk ya kayanya
Wah mieny : menyentuh banget nih ceritanya, kayaknya pandai bercerita dan menulis ya..??
Hasbi........yang mana yg asyk
aA' Yuda.....ia moga2..cuma Bakat nulis yg MIeny punya
jadi sedih , bc artikel m lagunya
semangat yaa . semoga menang :)
jangan sedih ia....insyaAllah Mamak tak apa2 kok...Minta Do'anya aja biar Menang ia...
hiks..hiks.. jadi sedih nikh gan setelah baca artikelnya ....
Semoga agan menang yakh ^_^
Aku belum menulis tentang ini ...hebat euy Mieny...
Kak Ibnu......jangan sedih ia Kak...makacih Do'anya
A writer wanna be alias Riya....masih hebatan kamu kok
moga menang ya.
Sang Cerpenis....makacih Kak, ini Persembahan Buat Mamak ku
yes was the gods give mieny fortitude .. mieny we are always there for you! and hopefully win mieny ^ ^
Mr. Lutfi....thaks buat semuanya, kita harus slalu yakin semua ini Karena-NYA...
subhanallah... ini kisah nyata ya? nenyentuh...
slm knl...
kunjungi balik ya
http://zasachi.blogspot.com/2010/08/bunda-telaga-yang-tak-pernah-kering.html
thanks
Zasachi,,,inilah Kisah Mieny dengan Mamak Mieny...makacih sudah mampir,,,nanti Mieny mampir balik juga kok
wah sangat meresap sampai ke hati :'(
Sohmi....emangnya bumbu ia...
ia sich ini BUmbu kasih sayang Bunda...
wah mau donk ikutan makan...hehehe
Keren keren Neeh mBak :)
kunjungan sore
Bippi....ayuk makan sini bareng mamak ku
Mz Arya tembang lawas...hayuk mari sini hayuk
Rocket da'z....makasih
klo makanannya dianterin ke rumah saya bisa ga? hehehehe...
z33s...Mz Aziz...ndak mau oRang ini yang mau mamam Mieny ma Mamak Mieny kok
mampir nich dari jaksel...