1/2 Tahun


Malam ini ku rasakan dingin menusuk tubuhku. Badanhu pun terasa sangat letih, tapi kenapa tak jua ku sanggup memejamkan mata. Ku coba terus namun tak bisa mataku terlelap. Entah apa yang sedang menyerang tubuh ku.

Aku hanya berguling kesana kemari diatas tempat tidur, di kamar sederhana ini, yang dah 21 tahun ku tempati.

Semua yang kualami ini terjadi karena kedatangan Beti sejam yang lalu. Entah perasaan dari mana, hatiku sedikit terluka, sedikit ngilu mengdengar semua yang beti ceritakan.

"Zakiy..sebenarnya Asad kenapa?"


"Lho...Aku gak tau? Mas Asad gak pernah main atau kasih kabar kok."
Aku agak sedikit khawatir kalau ada apa-apa dengan Mas Asad.

Mas Asad adalah orang yang sudah setengah tahun ini mendekatiku. Tapi aku tak bisa untuk menjawab pertanyaannya, untuk mengatakan YA. Karena aku belum mau menjadi miliknya. Aku belum siap untuk menjadi yang SAH baginya. Aku cuma memberi dia dan orang lain kesempatan untuk lebih mengenalku. Karena aku masih ada harapan yang belum bisa aku wujudkan, aku belum siap untuk membagi pikiranku.

Tapi entah kenapa, aku harus sedih seperti sekarang? Saat ini serasa sedih banget. SEdih untuk apa? Untuk setengah tahun waktukah?

"Zakiyah...Emang kamu itu pacaran gak sih ma Asad?"

Aku hanya diam saja saat Bety tanya seperti itu. Karena memang aku tak pacaran. Dan aku tak suka gaya pacaran. Walau dulu memang sempet menjalin kasih ma cowok, tapi sekarang tak mau lagi.

"Ah Asad itu gila ya."
"Maksudnya apa Bet?"
"Iya, dia lagi PDKT ma anak baru tuh, yang sekarang lagi kerja di Mataram Sakti."

Kaget. Aku kaget, entah kemana pikiranku melayang. Tak ku dengar lagi semua cerita Beti hingga dia pulang.

Yang ada dalam benakku, yang ku tahu Asad sekarang dekat dengan wanita lain. Itu lebih dari cukup membuat malam ku ini kacau.

"Asad itu curhat ma aku. Dia bilang kalau lagi deket ma cewek lain. Ada juga guru yang lagi berusaha deketin dia. Wah banyak juga cewek Asad dari dulu. Aku pun ngira kamu juga ceweknya lho."

Kata-kata Beti memenuhi otakku. Menari-nari di dalam kepala ku. Hati ku perih. Walau aku sadar tak pantas rasa itu. Aku yang tegar bisa runtuh juga. Aku yang kuat bisa jatuh juga. Aku yang manusia, hanyalah wanita biasa yang bisa sakit.

Ya Allah tolong kuatkan aku. Jam 2.00 dini hari, aku mulai gelisah lagi. Segera ku ambil air wudhu dan ku Sholat 2 Rakaat. Aku minta petunjuk pada-NYA tentang perasaanku. Air mata meleleh dalam do'aku. Namun semuanya membuatku tenang.

-------***-------

Ku putuskan siang ini untuk menyelesaikan semua. Di bukit Ngipek, ku buat janji dengan Asad. Dengan berbesar hati aku akan ungkapkan penat dihatiku.

"Zakiyah...ada apa?"tepat jam 2 siang Asad datang.
"SElamat yach. Kamu bahagiakan. Aku sudah yakin itu dan dah pernah bilang dari awalkan."
Aku berusaha senyum dengan sisa tenagaku.

"Lha...maksud kamu apa?"
"Kamu gak perlu ngejar-ngejar Zaki atau menunggu Zaki lagi Mas Asad. Kamu udah dapatkan wanita itukan."
"Aku bingung, Kamu itu ngomong apa? Apa yang terjadi pada mu Zaki? Apa salahku hingga kamu omong kaya gitu padaku?"

Hatiku makin tak tahan. Asad selalu saja bicara seperti itu. Seakan tak ada apa-apa, padahal dia sangat membuatku sakit.

Emosiku memuncak. Tapi aku tak bisa marah-marah, atau berbuat kasar. Aku tak sanggup melakukan itu.

"Iya aku minta maaf. Aku salah, aku yang buat kamu luka," selalu kata-kata itu yang Asad ucapkan. Muak rasanya dengar kata itu terus.

Aku sungguh jengkel dengan Mas Asad. Apa lagi setelah aku dengar cerita Beti semalam. Seakan ingin jauh-jauh dari dia.

"Cukup. Cukup Mas. Berapa puluh kata maaf dan berapa kali pula aku memberi kesempatan pada mu? Tapi tetap kau melukaiku. Aku ingin berteriak sekarang, berteriak sekencang-kencangnya.Rasanya ingin Zakiy menampar muka Mas Asad."

"Lakukan jika kamu mau. Asal kamu tidak marah lagi padaku. Apapun yang kamu inginkan Zakiy, apapun itu. Walau kau bunuh aku sekalipun....."

Ya Allah, maafkan hamba mengeluh. Kenapa dia tidak mau berubah? Dia tetap Asad yang keras kepala dan juga Asad yang tak bisa setia.

"Maaf Mas. Zakiy tak akan pernah meminta pada mu. Karena semua hanya akan menyakitiku. Karena aku tahu tak pantas aku memohon pada orang sepertimu. Orang yang tak mau sadar. Bodoh bila aku melakukan itu dan aku memang bodoh."

"Zakiy, sebenarnya kamu kenapa sih? Kamu dari semalam marah-marah terus gak karuan? Emang aku yang bodoh tak pernah tahu mau mu apa. Aku yang tak pernah paham. Bukan kamu yang bodoh. Tapi aku. Aku terlalu kekanak-kanakan, beda denganmu yang sudah dewasa."

STOP. Hentikan. Mulutku ku paksa berucap menghentikan ucapannya. Tapi tak ada suara yang bisa ku ucap. Aku sungguh tak tahan dengan semua ini. Berhadapan dengan orang yang selalu merendah. Tapi tak mau menyadari apa salahnya.

Mungkinkah dia benar-benar tak tahu, tak sadar telah melukaiku? Atau memang dia sengaja pura-pura?

"Kamu ngomong biar aku tahu..." Mas Asad memaksa aku untuk bicara.

"Oke. Mulai detik ini Hatiku telah ku tutup untuk mu," Ku lihat mimik wajah Mas Asad berubah jadi pucat.

"Maaf Mas. Zakiy wanita biasa punya hati. SElama ini aku berusaha sabar ,menghadapi Mas Asad. Tapi maaf aku sudah tak sanggup lagi. Mas telah melukai hatiku. SEkarang lebih baik kamu bersama orang yang benar-benar kamu sayangi."

"Maksud Zakiy apa?"

"Udahlah Mas. Aku tak tahu? Kamu pura-pura tak tahu atau benar-benra tak tahu. Tapi aku sudah tahu semua."
Aku pandang muka Mas Beny dengan serius.

"Kamu sudah bersama orang lain. Padahal kamu dah berjanji bakal menunggu sampai aku siap. Kamu tak perlu tahu aku tahu dari mana. Selamat tinggal. Terimakasih untuk semua. Dan Zakiy do'akan semoga Mas Asad bahagia selamanya dengan wanita yang Mas pilih."

"Zakiy....tunggu..."

Aku tak menghiraukan Mas Asad lagi. Karena aku benar-benar merasakan perih dalam dadaku. Tapi aku lega dah sanggup ku ucapkan semua. Terimakasih Mas Asad, karena kau telah sempat menyayangiku.

Maafkan aku bila banyak salah padamu. Untuk waktu yang singkat ini. Setengah tahun, kau menungguku.

-------mieny_angel-------

Wonosari, Juni 2010.25
Beti Kisah ini kutulis setelah kamu pulang dari rumah ku,
Kau ceritakan tentang "DIA"

8 Response to "1/2 Tahun"

  1. lumayan bagus dan menghibur, cuma endingnya terlalu biasa, teruslah menulis...

    Unknown says:

    Penuh Inspirasi ^^

    ceritanya bagus. buatan sendiri lg :)

    blogmu bagus juga y

    Unknown says:

    Kak Arizuna.....iya nich lagi blajar, masih butuh kritikan2 biar tambah semangat n' makin SIP buat d'Nikmati pencintanya...

    Ka DaMAR....hoho...matur suwun, ni Inspirasi dari kisah si penulis sendiri

    Elang...ya beginilah hasil dari buah Karyaku....nanti Elang jadi Tokoh selanjutnya bolehkan...d'Episode2 berikut...

    Makacih all dukunganya

    wah tak ada satu kata yang terlewat aku bacakan. dari awal sampai akhir bacaan.
    mengingatkan ku waktu ku pacaran dulu hehehe
    sekarang sudah nggak ada zaman begonoan lagi.
    dah ada yang memiliki hatiku.
    teruslah berkarya shabat.

    salam blogger
    Panduan sukses blogger

    Anonim says:

    Pandai nulis cerpen nih.

    Salam ukhuwah

    Unknown says:

    Kak J-Putra.....wah Kak Putra, Mieny jadi Mayu nich. emang Dulu Kakak kaya apa? Hayo...hayo...
    makacih yach dah d'simak.....makacih juga Panduan Sukses Bloggernya...


    Kak Muchlisin..... Makacih atas pujiannya, baru blajar Kak....

    Makacih yach dah mau jadi teman Mieny,

    Ricko KMZ says:

    nice story.......

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers