Selarik Untukmu
: adalah sebuah rasa
Sebab rasa tak seharusnya bohong
Rasa ini di hati
Sekali pun apa jawabnya
Tak ada aku memaksa [MA]
Kau tahu? Malam ini langit begitu terang. Sekalipun kupandang tiada bulan purnama di sana, setidaknya bintang itu masih mau mengerling. Menaburkan titik-titik cahaya terang, dan aku disini menata hatiku sendiri.
Menikmati bintang lain yang sinarnya lebih berkilau yang lebih dari kerling bintang nun jauh di langit sana.
Sekali ini, sekali aku pinta. Setelahnya tak akan kupaksa.
Sekali ini, hanya sekali ini kuingin kau tak lekas meremas kertas yang barus saja kau terima.
Maaf jika aku lancing. Namun tersenyumlah. Bukan senyum untukku, tapi untuk sebait kata yang telah kutawan ini, persembahan untuk engkau. Mungkin hanya untaian kata ini pewakil nyawaku mengungkap sebongkah rasa di hatiku yang sekali lagi rasa itu tak mampu kubohongi.
Malam ini, aku berteman angin ingin jujur pada engkau. Telah tumbuh dan kian subur, tertanam benih rasa yang tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
Sebab, kita baru saja kenal.
Cukup beberapa kata kugabungkan mewakili semua.
“aku telah yakin, aku mencintaimu. Sungguh. Aku jatuh cinta.”
Jangan lantas kau marah atau membenciku. Tidak. Aku tak bermaksud membuatmu resah dengan secarik kertas ini. Cukup kau pikirkan baik-baik. Ini rasa jujur yang kupunya.
Aku menunggumu.
Apa pun jawabmu.
~Lampung-Jogja-Surabaya-Malang-Blitar~
September 16.2011
Sebab rasa tak seharusnya bohong
Rasa ini di hati
Sekali pun apa jawabnya
Tak ada aku memaksa [MA]
Kau tahu? Malam ini langit begitu terang. Sekalipun kupandang tiada bulan purnama di sana, setidaknya bintang itu masih mau mengerling. Menaburkan titik-titik cahaya terang, dan aku disini menata hatiku sendiri.
Menikmati bintang lain yang sinarnya lebih berkilau yang lebih dari kerling bintang nun jauh di langit sana.
Sekali ini, sekali aku pinta. Setelahnya tak akan kupaksa.
Sekali ini, hanya sekali ini kuingin kau tak lekas meremas kertas yang barus saja kau terima.
Maaf jika aku lancing. Namun tersenyumlah. Bukan senyum untukku, tapi untuk sebait kata yang telah kutawan ini, persembahan untuk engkau. Mungkin hanya untaian kata ini pewakil nyawaku mengungkap sebongkah rasa di hatiku yang sekali lagi rasa itu tak mampu kubohongi.
Malam ini, aku berteman angin ingin jujur pada engkau. Telah tumbuh dan kian subur, tertanam benih rasa yang tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
Sebab, kita baru saja kenal.
Cukup beberapa kata kugabungkan mewakili semua.
“aku telah yakin, aku mencintaimu. Sungguh. Aku jatuh cinta.”
Jangan lantas kau marah atau membenciku. Tidak. Aku tak bermaksud membuatmu resah dengan secarik kertas ini. Cukup kau pikirkan baik-baik. Ini rasa jujur yang kupunya.
Aku menunggumu.
Apa pun jawabmu.
~Lampung-Jogja-Surabaya-Malang-Blitar~
September 16.2011
Aku tersenyum, walaupun bait-bait ini bukan untukku .. :-)
saya ikut terikut tersenyum dengan bang fahrie deh :)
aniwei gimana acara di blitarnya kemaren? :) maaf kebetulan pas saya lagi ga di sby waktu itu...
aniwei, blognya sering2 ditengok ya dek walopun emang sibuk2 banget :)
salam (semakin) sukses
so sweet... :*
Salam
Makara for Healthy Life
http://makara393.blogspot.com/2011/09/kuliner-unik-tak-ada-pisang-kulit.html#axzz1Zj77x4ey
numpang lewat assalamualaykum :D
wah...
selarik untukmu.
kayaknya mantap nih.
seumur umur yang saya ingat saya belum pernah buat "selarik untuk siapapun"//
gak pernah kebayan bagaimana ceritanya..
salam
wah keren banget kata2 nya