Kebersamaan Dan Dukungan Sebuah Komunitas

Smartfren 4G


Pelajaran dari sekelompok semut

Sebutir nasi jatuh di lantai. Seekor semut menghampirinya. Ia berusaha menarik nasi itu sendiri namun nasi tidak juga bergerak. Ia hampir-hampir putus asa. Di hadapannya terhampar makanan yang super lezat dan besar, lebih besar dari ukuran tubuhnya. Sayang sungguh disayang, kekuatan badan tidaklah cukup untuk jangankan mengangkat makanan itu sampai ke sarang, menggesernya saja sangat susah.

Saat putus asa itu sampai pada puncaknya, segerombolan semut lain datang. Mereka adalah semut-semut hitam yang juga bertempat tinggal sama dengan si semut penemu nasi. Tetua semut lantas meminta yang lain untuk membantu si semut yang hampir putus asa tadi. Kini semua semut mengambil jatah untuk membantu menggotong sebutir nasi tadi menuju sarang.

Pelan-pelan dengan gotong royong akhirnya nasi itu bisa berpindah tempat. Si semut yang hampir putus asa tadi kembali semangat, terpancar aura bahagia dalam wajahnya. Kini ia tidak perlu lagi sendirian memikul berat nasi.

Jika gerombolan semut tadi tidak membantu si semut putus asa mungkin yang akan terjadi adalah si nasi masih tergeletak di tempat semula dan bisa jadi diambil oleh yang lain (ayam, cicak, kecoa atau tersapu manusia). Padahal sebutir nasi tadi bisa menjadi bekal makan satu gerombolan semut di sarang.


Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Setiap kita punya sisi egoisme dan juga sosial. Ada kalanya memang harus menggunakan kekuatan sendiri, berdiri sendiri, melakukan banyak hal dengan perjuangan sendiri. Namun tidak dipungkiri bahwa banyak hal yang tidak bisa kita lakukan sendiri. Bahkan urusan simpel semacam potong rambut, kita butuh orang lain untuk membantu.

Karena mahkluk sosial, tidak salah jika kita akhirnya mendirikan sebuah kelompok-kelompok atau tergabung dalam sebuah komunitas-komunitas dengan alasan dan tujuan yang tentu berbeda-beda.

Saya punya hobi baca dan tulis, maka saya bergabung dengan komunitas yang isinya membahas dunia tulis menulis. Lain lagi dengan kawan yang hobi menggambar, ia akan gabung dengan komunitas gambar. Orang yang hobi tari sudah pasti lebih memilih gabung ke sanggar tari dibanding kelompok pecinta alam.

Begitulah mulanya, karena kesamaan hobi dan cita-cita beberapa kawan di Gunungkidul tempat saya tinggal memutuskan untuk mendirikan sebuah komunitas kecil yang kami namakan Forum Penulis Negeri Batu. Di mana FPNB ini didirikan untuk menampung atau mewadahi siapa-siapa saja yang tertarik dengan dunia menulis khususnya orang Gunungkidul.

Kami terdiri dari banyak latar belakang. Tidak semua pekerja pula tidak semua jago menulis namun kami punya kesamaan, sama-sama cinta buku dan berharap bisa jadi penulis. Sesingkat itu alasan yang mengikat kami. Kendala memang banyak terutama karena latarbelakang yang berbeda membuat kesibukan juga lain sehingga sulit untuk menyatukan jadwal pertemuan. Tapi itu tidak menjadikan lantas kami bubar.

Peran ponsel pintar dengan jaringan internet yang kencang menjadi solusi untuk kami yang jarang bisa kumpul sesuka hati. Dengan jaringan internet cepat teman teman bisa terhubung dengan WhatsApp dan media sosial lainnya. Sesekali kami membuat kelas diskusi online. Semua bisa belajar meski berada jarak jauh. Belajar menulis tidak harus wajib jumpa darat tapi bisa saling kasih masukan via email. Smartfren 4G menjadi salah satu provider yang bisa dimanfaatkan. Dengan Smartfren 4G 100% yang sudah menjangkau Gunungkidul, kami merasa terbantu.


Menulis Bisa Sendiri Namun Menjadi Penulis Tidak Bisa Sendirian
Saya menulis sudah sejak sekitar enam tahun yang lalu. Untuk menjaga agar semangat menulis tidak kendor maka salah satu cara yang saya lakukan adalah berkumpul membentuk jejaring dengan orang-orang yang punya kecintaan yang sama.

Masuk ke komunitas yang orang-orangnya dengan suka rela mau berbagi saran dan kritik. Berkenalan dengan banyak orang untuk mencari tahu banyak hal tentang dunia luas. Tidak segan-segan untuk main-main ke penerbitan dan editor demi mengenal lebih jauh proses kelahiran sebuah buku. Cara-cara ini efektif untuk memberi suntikan semangat kepada saya.

Jika ada kesempatan maka berbagilah
Ilmu yang kita punya tidak akan pernah habis meski dibagi-bagikan. Justru akan bertambah jika memang kita mau membanginya dengan yang lain. Sejatinya ilmu, ia akan selalu seperti itu, ia akan tetap diam jika tidak kita tuangkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang baru jika kita tuangkan dengan ilmu yang lain.

Jika kita sering bertemu dengan orang lain dan membagikan apa yang kita punya, maka secara tidak langsung kita juga ikut menerima dari orang lain juga. Berbagi tidak membuat kita miskin justru sebaliknya. Ilmu yang diwariskan pada orang lain kelak akan kembali lagi dengan wujud yang semakin berkilau.

Membangun komunitas dan mendedikasikan diri di dalamnya adalah sebuah kebahagiaan bagi saya. Saya tidak akan pernah jadi siapa-siapa tanpa bantuan teman-teman yang lain. []

1 Response to "Kebersamaan Dan Dukungan Sebuah Komunitas"

  1. rekomendasi makanan khas jawa

Posting Komentar

Mini GK author from Gunungkidul, Indonesia

Tiket Promo

Followers